tag:blogger.com,1999:blog-20527512254178703362024-03-12T20:56:03.069-07:00coret coretaquaculture
fish informationkapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.comBlogger226125tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-73105087784459807372011-01-02T22:33:00.000-08:002011-01-02T22:33:10.348-08:00legenda-naga-erau-dan-putri-karang-melenu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TSFtobEd2mI/AAAAAAAAAXQ/g78vxP2TplU/s1600/terumbu-karang01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="http://2.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TSFtobEd2mI/AAAAAAAAAXQ/g78vxP2TplU/s400/terumbu-karang01.jpg" /></a></div><br />
<br />
Pada zaman dahulu kala di kampung Melanti, Hulu Dusun, berdiamlah sepasang suami istri yakni Petinggi Hulu Dusun dan istrinya yang bernama Babu Jaruma. Usia mereka sudah cukup lanjut dan mereka belum juga mendapatkan keturunan. Mereka selalu memohon kepada Dewata agar dikaruniai seorang anak sebagai penerus keturunannya.<br />
<br />
Suatu hari, keadaan alam menjadi sangat buruk. Hujan turun dengan sangat lebat selama tujuh hari tujuh malam. Petir menyambar silih berganti diiringi gemuruh guntur dan tiupan angin yang cukup kencang. Tak seorang pun penduduk Hulu Dusun yang berani keluar rumah, termasuk Petinggi Hulu Dusun dan istrinya.<br />
<br />
Pada hari yang ketujuh, persediaan kayu bakar untuk keperluan memasak keluarga ini sudah habis. Untuk keluar rumah mereka tak berani karena cuaca yang sangat buruk. Akhirnya Petinggi memutuskan untuk mengambil salah satu kasau atap rumahnya untuk dijadikan kayu bakar.<br />
<br />
Ketika Petinggi Hulu Dusun membelah kayu kasau, alangkah terkejutnya ia ketika melihat seekor ulat kecil sedang melingkar dan memandang kearahnya dengan matanya yang halus, seakan-akan minta dikasihani dan dipelihara. Pada saat ulat itu diambil Petinggi, keajaiban alam pun terjadi. Hujan yang tadinya lebat disertai guntur dan petir selama tujuh hari tujuh malam, seketika itu juga menjadi reda. Hari kembali cerah seperti sedia kala, dan sang surya pun telah menampakkan dirinya dibalik iringan awan putih. Seluruh penduduk Hulu Dusun bersyukur dan gembira atas perubahan cuaca ini.<br />
<br />
Ulat kecil tadi dipelihara dengan baik oleh keluarga Petinggi Hulu Dusun. Babu Jaruma sangat rajin merawat dan memberikan makanan berupa daun-daun segar kepada ulat itu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, ulat itu membesar dengan cepat dan ternyata ia adalah seekor naga.<br />
<br />
Suatu malam, Petinggi Hulu Dusun bermimpi bertemu seorang putri yang cantik jelita yang merupakan penjelmaan dari naga tersebut.<br />
“Ayah dan bunda tak usah takut dengan ananda.” kata sang putri, “Meskipun ananda sudah besar dan menakutkan orang di desa ini, izinkanlah ananda untuk pergi. Dan buatkanlah sebuah tangga agar dapat meluncur ke bawah.”<br />
<br />
Pagi harinya, Petinggi Hulu Dusun menceritakan mimpinya kepada sang istri. Mereka berdua lalu membuatkan sebuah tangga yang terbuat dari bambu. Ketika naga itu bergerak hendak turun, ia berkata dan suaranya persis seperti suara putri yang didengar dalam mimpi Petinggi semalam.<br />
“Bilamana ananda telah turun ke tanah, maka hendaknya ayah dan bunda mengikuti kemana saja ananda merayap. Disamping itu ananda minta agar ayahanda membakar wijen hitam serta taburi tubuh ananda dengan beras kuning. Jika ananda merayap sampai ke sungai dan telah masuk kedalam air, maka iringilah buih yang muncul di permukaan sungai.”<br />
<br />
Sang naga pun merayap menuruni tangga itu sampai ke tanah dan selanjutnya menuju ke sungai dengan diiringi oleh Petinggi dan isterinya. Setelah sampai di sungai, berenanglah sang naga berturut-turut 7 kali ke hulu dan 7 kali ke hilir dan kemudian berenang ke Tepian Batu. Di Tepian Batu, sang naga berenang ke kiri 3 kali dan ke kanan 3 kali dan akhirnya ia menyelam.<br />
<br />
Di saat sang naga menyelam, timbullah angin topan yang dahsyat, air bergelombang, hujan, guntur dan petir bersahut-sahutan. Perahu yang ditumpangi petinggi pun didayung ke tepian. Kemudian seketika keadaan menjadi tenang kembali, matahari muncul kembali dengan disertai hujan rintik-rintik. Petinggi dan isterinya menjadi heran. Mereka mengamati permukaan sungai Mahakam, mencari-cari dimana sang naga berada.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TSFtUxj6QXI/AAAAAAAAAXI/1IczfqD2Eq0/s1600/soundofthereef.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="353" src="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TSFtUxj6QXI/AAAAAAAAAXI/1IczfqD2Eq0/s400/soundofthereef.jpg" /></a></div><br />
<br />
Tiba-tiba mereka melihat permukaan sungai Mahakam dipenuhi dengan buih. Pelangi menumpukkan warna-warninya ke tempat buih yang meninggi di permukaan air tersebut. Babu Jaruma melihat seperti ada kumala yang bercahaya berkilau-kilauan. Mereka pun mendekati gelembung buih yang bercahaya tadi, dan alangkah terkejutnya mereka ketika melihat di gelembung buih itu terdapat seorang bayi perempuan sedang terbaring didalam sebuah gong. Gong itu kemudian meninggi dan tampaklah naga yang menghilang tadi sedang menjunjung gong tersebut. Semakin gong dan naga tadi meninggi naik ke atas permukaan air, nampaklah oleh mereka binatang aneh sedang menjunjung sang naga dan gong tersebut. Petinggi dan istrinya ketakutan melihat kemunculan binatang aneh yang tak lain adalah Lembu Swana, dengan segera petinggi mendayung perahunya ke tepian batu.<br />
<br />
Tak lama kemudian, perlahan-lahan Lembu Swana dan sang naga tenggelam ke dalam sungai, hingga akhirnya yang tertinggal hanyalah gong yang berisi bayi dari khayangan itu. Gong dan bayi itu segera diambil oleh Babu Jaruma dan dibawanya pulang. Petinggi dan istrinya sangat bahagia mendapat karunia berupa seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Bayi itu lalu dipelihara mereka, dan sesuai dengan mimpi yang ditujukan kepada mereka maka bayi itu diberi nama Puteri Karang Melenu. Bayi perempuan inilah kelak akan menjadi istri raja Kutai Kartanegara yang pertama, Aji Batara Agung Dewa Sakti.<br />
<br />
Demikianlah mitologi Kutai mengenai asal mula Naga Erau yang menghantarkan Putri Junjung Buih atau Putri Karang Melenu, ibu suri dari raja-raja Kutai Kartanegara.<br />
<br />
Sumber :<br />
<br />
http://mtsox.wordpress.com/2008/11/25/legenda-naga-erau-dan-putri-karang-melenu/kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-54840680990608531312011-01-02T22:20:00.000-08:002011-01-02T22:20:34.155-08:00Legenda Ikan Emas Ajaib(dongeng)<div class="entry-content"> <strong><em>Dongeng dari Rusia</em></strong><br />
<br />
<strong><a href="http://pushkechild.student.umm.ac.id/files/2010/08/3c31.gif"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-136" height="205" src="http://pushkechild.student.umm.ac.id/files/2010/08/3c31-300x205.gif" title="3c3" width="300" /></a></strong><br />
<br />
<br />
Zaman dahulu kala, di sebuah pulau bernama Buyan, tinggalah sepasang kakek dan nenek yang sangat miskin. Pekerjaan si Kakek adalah mencari ikan di laut. Meski hampir setiap hari kakek pergi menjala ikan, namun hasil yang didapat hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.<br />
Suatu hari ketika si Kakek sedang menjala ikan, tiba-tiba jalanya terasa sangat berat. Seperti ada ikan raksasa yang terperangkap di dalamnya.<br />
“Ah, pasti ikan yang sangat besar,” pikir si Kakek.<br />
Dengan sekuat tenaga si Kakek menarik jalanya. Namun ternyata tidak ada apapun kecuali seekor ikan kecil yang tersangkut di jalanya. Rupanya ikan kecil itu bukan ikan biasa, badannya berkilau seperti emas dan bisa berbicara seperti layaknya manusia.<br />
“Kakek, tolong lepaskan aku. Aku akan mengabulkan semua permintaanmu!” kata si Ikan Emas.<br />
Si kakek berpikir sejenak, lalu katanya, “Aku tidak memerlukan apapun darimu, tapi aku akan melepaskanmu. Pergilah!”<br />
Kakek melepaskan ikan emas itu kembali ke laut, lalu dia pun kembali pulang. Sesampainya di rumah, Nenek menanyakan hasil tangkapan Kakek.<br />
“Hari ini aku hanya mendapatkan satu ekor ikan emas, dan itu pun sudah aku lepas kembali,” kata Kakek, “aku yakin kalau itu adalah ikan ajaib, karena dia bisa berbicara. Katanya dia akan memberiku imbalan jika aku mau melepaskannya.”<br />
“Lalu apa yang kau minta,” tanya Nenek.<br />
“Tidak ada,” kata Kakek.<span id="more-362"></span><br />
“Oh, alangkah bodohnya!” seru Nenek. “Setidaknya kau bisa meminta roti untuk kita makan. Pergilah dan minta padanya!”<br />
Maka dengan segan kakek kembali ke tepi pantai dan berseru:<br />
“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”<br />
Tiba-tiba si Ikan Emas muncul di permukaan laut. “Apa yang kau inginkan, kek?” katanya.<br />
“Istriku marah padaku, berikan aku roti untuk makan malam, maka dia akan memaafkanku!” pinta si Kakek.<br />
“Pulanglah! Aku telah mengirimkan roti yang banyak ke rumahmu,” kata si Ikan.<br />
Maka pulanglah si kakek. Setibanya di rumah, didapatinya meja makan telah penuh dengan roti.<br />
Tapi istrinya masih tampak marah padanya, katanya:<br />
“Kita telah punya banyak roti, tapi wastafel kita rusak, aku tidak bisa mencuci piring. Pergilah kembali ke laut, dan mintalah ikan ajaib memberikan kita wastafel yang baru!” kata Nenek.<br />
Terpaksa si Kakek kembali ke tepi laut dan berseru:<br />
“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari…. Kabulkan keinginan kami! “Ups!” Ikan Emas muncul, “Apa lagi yang kau inginkan, Kek?”<br />
“Nenek menyuruhku memintamu agar memberikan kami wastafel yang baru,” pinta Kakek.<br />
“Baiklah,” kata Ikan. “Kau boleh memiliki wastafel baru juga.”<br />
Si Kakek pun kembali pulang. Belum lagi menginjak halaman, si Nenek sudah menghadangnya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TSFqnBJIkXI/AAAAAAAAAXA/M_XXJh9KCTQ/s1600/IKAN%2BMAS%253D1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="400" width="300" src="http://4.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TSFqnBJIkXI/AAAAAAAAAXA/M_XXJh9KCTQ/s400/IKAN%2BMAS%253D1.jpg" /></a></div><br />
<br />
“Pergilah lagi! Mintalah pada si Ikan Emas untuk membuatkan kita sebuah rumah baru. Kita tidak bisa tinggal di sini terus, rumah ini sudah hampir roboh.”<br />
Maka si Kakek pun kembali ke tepi laut dan berseru:<br />
“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”<br />
Dalam sekejap ikan emas itu muncul di hadapan si Kakek, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”<br />
“Buatkanlah kami rumah baru!” pinta Kakek, “istriku sangat marah, dia tidak ingin tinggal di rumah kami yang lama karena rumah itu sudah hampir roboh.”<br />
“Tenanglah, Kek! Pulanglah! Keinginanmu sudah kukabulkan.”<br />
Kakek pun pulang. Sesampainya di rumah, dilihatnya bahwa rumahnya telah menjadi baru. Rumah yang indah dan terbuat dari kayu yang kuat. Dan di depan pintu rumah itu, Nenek sedang menunggunya dengan wajah yang tampak jauh lebih marah dari sebelumnya.<br />
“Dasar Kakek bodoh! Jangan kira aku akan merasa puas hanya dengan membuatkanku rumah baru ini. Pergilah kembali, dan mintalah pada Ikan Emas itu bahwa aku tidak mau menjadi istri nelayan. Aku ingin menjadi nyonya bangsawan. Sehingga orang lain akan menuruti keinginanku dan menghormatiku!”<br />
Untuk kesekian kalinya, si Kakek kembali ke tepi laut dan berseru:<br />
“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”<br />
Dalam sekejap ikan emas itu muncul di hadapan si kakek, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”<br />
“Istriku tidak bisa membuatku tenang. Dia bahkan semakin marah. Katanya dia sudah lelah menjadi istri nelayan dan ingin menjadi nyonya bangsawan,” pinta Kakek.<br />
“Baiklah. Pulanglah! Keinginanmu sudah dikabulkan!” kata Ikan Emas.<br />
<br />
<br />
Alangkah terkejutnya si Kakek ketika kembali ternyata kini rumahnya telah berubah menjadi sebuah rumah yang megah. Terbuat dari batu yang kuat, tiga lantai tingginya, dengan banyak sekali pelayan di dalamnya. Si Kakek melihat istrinya sedang duduk di sebuah kursi tinggi sibuk memberi perintah kepada para pelayan.<br />
“Halo istriku,” sapa si Kakek.<br />
“Betapa tidak sopannya,” kata si Nenek. “Berani sekali kau mengaku sebagai suamiku. Pelayan! Bawa dia ke gudang dan beri dia 40 cambukan!”<br />
Segera saja beberapa pelayan menyeret si Kakek ke gudang dan mencambuknya sampai si Kakek hampir tidak bisa berdiri. Hari berikutnya istrinya memerintahkan Kakek untuk bekerja sebagai tukang kebun. Tugasnya adalah menyapu halaman dan merawat kebun.<br />
“Dasar perempuan jahat!” pikir si kakek. “Aku sudah memberikan dia keberuntungan tapi dia bahkan tidak mau mengakuiku sebagai suaminya.”<br />
Lama kelamaan si Nenek bosan menjadi nyonya bangsawan, maka dia kembali memanggil si Kakek: “Hai lelaki tua, pergilah kembali kepada ikan emasmu dan katakan ini padanya: aku tidak mau lagi menjadi nyonya bangsawan, aku mau menjadi ratu.”<br />
Maka kembalilah si kakek ke tepi laut dan berseru:<br />
“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”<br />
Dalam sekejap Ikan Emas itu muncul di hadapan si Kakek, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”<br />
“Istriku semakin keterlaluan. Dia tidak ingin lagi menjadi nyonya bangsawan, tapi ingin menjadi ratu.”<br />
“Baiklah. Pulanglah! Keinginanmu sudah dikabulkan!” kata ikan emas.<br />
Sesampainya kakek di tempat dulu rumahnya berdiri, kini tampak olehnya sebuah istana beratap emas dengan para penjaga berlalu lalang. Istrinya yang kini berpakainan layaknya seorang ratu berdiri di balkon dikelilingi para jenderal dan gubernur. Dan begitu dia mengangkat tangannya, drum akan berbunyi diiringi musik dan para tentara akan bersorak-sorai.<br />
Setelah sekian lama, si nenek kembali bosan menjadi seorang ratu. Maka dia memerintahkan para jenderal untuk menemukan si Kakek dan membawanya ke hadapannya. Seluruh istana sibuk mencari si Kakek. Akhirnya mereka menemukan Kakek di kebun dan membawanya menghadap ratu.<br />
“Dengar lelaki tua! Kau harus pergi menemui ikan emasmu! Katakan padanya bahwa aku tidak mau lagi menjadi ratu. Aku mau menjadi dewi laut sehingga semua laut dan ikan-ikan di seluruh dunia menuruti perintahku.”<br />
Kakek terkejut mendengar permintaan istrinya, dia mencoba menolaknya. Tapi apa daya nyawanya adalah taruhannya, maka dia terpaksa kembali ke tepi laut dan berseru:<br />
Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!<br />
Kali ini si Ikan Emas tidak muncul di hadapannya. Kakek mencoba memanggil lagi, namun si ikan emas tetap tidak mau muncul di hadapannya. Dia mencoba memanggil untuk ketiga kalinya. Tiba-tiba laut mulai bergolak dan bergemuruh. Dan ketika mulai mereda muncullah si Ikan Emas, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”<br />
“Istriku benar-benar telah menjadi gila,” kata Kakek. “Dia tidak mau lagi menjadi ratu tapi ingin menjadi dewi laut yang bisa mengatur lautan dan memerintah semua ikan.”<br />
Si Ikan Emas terdiam dan tanpa mengatakan apapun dia kembali menghilang ke dalam laut.<br />
Si Kakek pun terpaksa kembali pulang. Dia hampir tidak percaya pada penglihatannya ketika menyadari bahwa istana yang megah dan semua isinya telah hilang. Kini di tempat itu, berdiri sebuah gubuk reyot yang dulu ditinggalinya. Dan di dalamnya duduklah si Nenek dengan pakaiannya yang compang-camping. Mereka kembali hidup seperti dulu. Kakek kembali melaut.<br />
Namun seberapa kerasnya pun dia bekerja. hasil yang didapat hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.<br />
dikutip dari:<br />
http://paskalina.wordpress.com/2010/04/19/dongeng-ikan-emas-ajaib/<br />
</div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-20727050765766239132010-12-20T19:13:00.000-08:002010-12-20T19:13:13.404-08:00Ikan Pari yang Mirip Wajah Manusiasumber:http://www.krucil.com/showthread.php?t=20503<br />
<br />
<br />
<div align="center">Nelayan ini menemukannya di pesisir pantai Nangro Aceh Darussalam. Jika Allah berhendak inilah keajaiban yang bisa terjadi ada ikan pari yang mirip dengan wajah manusia.<br />
<br />
<br />
</div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><img alt="" border="0" height="640" src="http://www.divshare.com/img/1044133-bd4.jpg" width="476" /></div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-62879846156949304542010-12-20T19:01:00.000-08:002010-12-20T19:01:55.973-08:00Bahaya Memancing Di Kutub<iframe width="425" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/17xwbimoh8c?fs=1" frameborder="0"></iframe>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-54942686492488191632010-12-20T18:57:00.000-08:002010-12-20T18:58:39.142-08:00legenda ikan patin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAX2g54lDI/AAAAAAAAAWs/QtkiLW-Mhs4/s1600/lele.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="326" width="400" src="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAX2g54lDI/AAAAAAAAAWs/QtkiLW-Mhs4/s400/lele.jpg" /></a></div><br />
<br />
Ikan patin adalah salah satu jenis ikan sungai atau air tawar. Ikan jenis ini memiliki bentuk yang unik. Badannya panjang sedikit memipih, berwana putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan, tidak bersisik, mulutnya kecil, memiliki sungut berjumlah 2-4 pasang yang berfungsi sebagai alat peraba. Ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar sungai dan lebih banyak mencari makan pada malam hari.<br />
<br />
Ikan patin banyak dijumpai di Provinsi Riau, Indonesia. Menurut masyarakat setempat, dulunya ikan ini hanya ada di daerah aliran Sungai Indragiri, Sungai Siak, Sungai Kampar, dan Sungai Rokan. Ikan patin yang asli adalah berasal dari sungai dan memiliki aroma khas. Selain itu, ikan patin yang dari sungai biasanya memiliki ukuran lebih panjang dan lebih berat. Pada era tahun 1970-an hingga 1980-an, masyarakat Riau masih sering menjumpai ikan patin yang panjangnya sampai satu meter lebih.<br />
<br />
Kini, ikan patin yang asli dari sungai sudah jarang dijumpai. Maka sejak 10 tahun terakhir, budidaya ikan patin sudah mulai ramai dilakukan oleh masyarakat Riau. Namun, hasilnya sangat berbeda dengan ikan asli dari sungai. Ikan patin hasil budidaya ukurannya lebih pendek dan ringan, rata-rata hanya sepanjang 25-50 centimeter dengan berat kurang dari satu kilogram dan terkadang masih berbau tanah. Walaupun demikian, jika ikan patin tersebut dimasak dengan bumbu yang benar, mencium aromanya saja sudah mampu menggugah selera bagi penikmatnya. Oleh karenanya, di sejumlah warung makan di Riau, menu masakan ikan patin menjadi salah satu menu favorit khas Melayu, khususnya masakan gulai ikan patin dan asam pedas ikan patin.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAXfQ_sYYI/AAAAAAAAAWk/AbvaqbnOZ08/s1600/budidaya%2Blele.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="300" width="400" src="http://4.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAXfQ_sYYI/AAAAAAAAAWk/AbvaqbnOZ08/s400/budidaya%2Blele.jpg" /></a></div><br />
<br />
Namun, senikmat dan segurih apa pun ikan patin, tidak semua orang Melayu mau memakannya. Kenapa sebagian orang Melayu tidak mau memakan ikan patin? Mereka menganggap ikan patin itu sebagai keluarga atau leluhurnya. Terkait dengan hal ini, ada sebuah cerita rakyat yang telah melegenda di kalangan masyarakat Riau. Cerita rakyat tersebut mengisahkan seorang nelayan yang bernama Awang Gading, yang menemukan seorang bayi perempuan di atas batu di tepi sungai saat ia pulang memancing. Konon, bayi itu adalah keturunan raja ikan di sungai tersebut. Oleh karena merasa iba, si nelayan membawa bayi itu pulang ke rumahnya untuk ia rawat dan besarkan. Bayi itu diberinya nama Dayang Kumunah. Selama dalam asuhannya, si Nelayan membekali Dayang Kumunah dengan berbagai ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang baik, sehingga ia pun tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang cerdas dan berbudi pekerti luhur. Setiap pemuda yang melihatnya akan terpikat kepadanya.<br />
<br />
Pada suatu hari, seorang pemuda tampan dan kaya yang bernama Awangku Usop lewat di depan rumah Dayang Kumunah. Pemuda itu melihatnya sedang menjemur pakaian. Saat itu pula, Awangku Usop langsung jatuh hati kepada Dayang Kumunah dan berniat memperistrinya. Beberapa hari kemudian, Awangku Usop datang ke rumah Dayang Kumunah untuk meminangnya. Dayang Kumunah bersedia menerima pinangan Awang Usop, asalkan ia juga bersedia memenuhi syaratnya. Syarat apa yang akan diajukan Dayang Kumunah kepada Awang Usop? Mampukah Awang Usop memenuhi syarat itu? Ingin tahu kisah selengkapnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Legenda Ikan Patin berikut ini.<br />
<br />
* * *<br />
<br />
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di Tanah Melayu hiduplah seorang nelayan tua yang bernama Awang Gading. Ia tinggal seorang diri di tepi sebuah sungai yang luas dan jernih. Walaupun hidup seorang diri, Awang Gading selalu merasa bahagia. Ia mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Pekerajaan sehari-harinya adalah menangkap ikan di sungai dan mencari kayu di hutan.<br />
<br />
Suatu sore, sepulang dari hutan, Awang Gading pergi mengail di sungai. “Ah, semoga hari ini aku mendapat ikan besar,” gumam Awang Gading. Usai melemparkan kailnya ke dalam air, ia berdendang sambil menunggu kailnya. Berapa saat kemudian, umpannya pun di makan ikan. Dengan hati-hati disentakkannya kail itu. Apa yang terjadi? Ternyata ikannya terlepas. Lalu dipasangnya lagi umpan pada mata kailnya. Berkali-kali umpannya di makan ikan, namun saat kailnya ditarik, ikannya terlepas lagi.<br />
<br />
“Air pasang telan ke insang<br />
Air surut telan ke perut<br />
Renggutlah…!<br />
Biar putus jangan rabut,”<br />
<br />
terdengar dendang Awang Gading sambil melempar pancingnya kembali.<br />
<br />
Hari sudah mulai gelap. Namun, tak seekor ikan pun yang diperolehnya. “Rupanya, aku belum beruntung hari ini,” gumam Awang Gading. Usai bergumam, Awang Gading pun bergegas pulang. Namun, baru saja melangkah, tiba-tiba ia mendegar tangisan bayi. Dengan perasaan takut, Awang Gading mencari asal suara itu. Tak lama mencari, ia pun menemukan bayi perempuan yang mungil tergolek di atas batu. Tampaknya bayi itu baru saja dilahirkan oleh ibunya. Anak siapa gerangan? Kasihan, ditinggal seorang diri di tepi sungai,” Ucap Awang Gading dalam hati. Oleh karena merasa iba, dibawanya bayi itu pulang ke gubuknya.<br />
<br />
Malam itu juga Awang Gading membawa bayi ke rumah tetua kampung. “Awang, berbahagialah, karena kamu dipercaya raja penghuni sungai untuk memelihara anaknya. Rawatlah ia dengan baik,” Tetua Kampung berpesan. “Terima kasih, Tetua! Saya akan merawat bayi ini dengan baik. Semoga kelak menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik,” jawab Awang Gading mengharap.<br />
<br />
Keesokan harinya, Awang Gading mengadakan selamatan atas hadirnya bayi di tengah kehidupannya. Ia mengundang seluruh tetangganya. Awang Gading memberi nama bayi itu Dayang Kumunah. Usai acara tersebut, Awang Gading menimang-nimang sang bayi sambil mendendang, “Dayang sayang, anakku seorang…Cepatlah besar menjadi gadis dambaan.”<br />
<br />
Kehadiran Dayang Kumunah dalam kehidupannya, membuat Awang Gading semakin giat bekerja. Ia sangat sayang dan perhatian terhadap Dayang. Awang Gading juga membekali Dayang Kumunah berbagai ilmu pengetuhan dan pelajaran budi pekerti. Setiap hari ia juga mengajak Dayang pergi mengail atau mencari kayu di hutan untuk mengenal kehidupan alam lebih dekat.<br />
<br />
Waktu terus berjalan. Dayang Kumunah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan berbudi pekerti luhur. Ia juga sangat rajin membantu ayahnya. Namun sayang, Dayang Kumunah tidak pernah tertawa.<br />
<br />
Suatu hari, seorang pemuda tampan dan kaya lewat di depan rumah Dayang. Pemuda itu bernama Awangku Usop. Saat melihat Dayang Kumunah sedang menjemur pakaian, Awangku Usop langsung jatuh hati kepadanya dan berniat untuk segera meminangnya.<br />
<br />
Beberapa hari kemudian, Awangku Usop meminang Dayang Kumunah pada Awang Gading.<br />
<br />
“Maaf, Tuan! Nama saya Awangku Usop. Saya dari desa sebelah,” kata Usop memperkenalkan diri.<br />
<br />
“Ada apa gerangan, Ananda Awangku Usop?” tanya Awang Gading.<br />
<br />
“Saya ke mari hendak meminang putri Tuan” pinang Awangku Usop.<br />
<br />
Awang Gading tidak langsung memberikan jawaban. Keputusannya ada pada Dayang Kumunah. Lalu ia meminta pendapat Dayang Kumunah. “Anakku, Dayang! Bagaimana pendapatmu tentang pinangan Awangku Usop?” tanya Awang Gading pada Dayang yang sedang duduk di sampingya. Dayang Kumunah langsung menanggapi pinangan pemuda itu. “Kanda Usop, sebenarnya kita berasal dari dua dunia yang berbeda. Saya berasal dari sungai dan mempunyai kebiasaan yang berlainan dengan manusia. Saya bersedia menjadi istri kanda Usop, tetapi dengan syarat, jangan pernah meminta saya untuk tertawa,” pinta Dayang Kumunah. Awangku Usop menyanggupi syarat itu. “Baiklah! Saya berjanji untuk memenuhi syarat itu,” kata Awangku Usop.<br />
<br />
Seminggu kemudian, mereka pun menikah. Pesta pernikahan mereka berlangsung meriah. Semua kerabat dan tetangga kedua mempelai diundang. Para undangan turut gembira menyaksikan kedua pasangan yang serasi tersebut. Dayang Kumunah gadis yang sangat cantik dan Awangku Usop seorang pemuda yang sangat tampan. Mereka pun hidup berbahagia, saling mencintai dan saling menyayangi.<br />
<br />
Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Beberapa minggu setelah mereka menikah, Awang Gading meninggal dunia karena sakit. Dayang Kumunah sangat sedih kehilangan ayah yang telah mendidik dan membesarkannya, meskipun bukan ayah kandungnya sendiri. Hingga berbulan-bulan lamanya, hati Dayang Kumunah diselimuti perasaan sedih. Untungnya, kesedihan itu segera terobati dengan kelahiran anak-anaknya yang berjumlah lima orang. Kehadiran mereka telah menghapus ingatan Dayang Kumunah kepada “ayahnya”. Ia pun kembali bahagia hidup bersama suami dan kelima anaknya.<br />
<br />
Namun, Awang Usop merasa kebahagiaan mereka kurang lengkap sebelum melihat Dayang Kumunah tertawa. Memang, sejak pertama kali bertemu hingga kini, Awang Usop belum pernah melihat istrinya tertawa.<br />
<br />
Suatu sore, Dayang Kumunah berkumpul bersama keluarganya di teras rumah. Saat itu, si Bungsu mulai dapat berjalan dengan tertatih-tatih. Semua anggota keluarga tertawa bahagia melihatnya, kecuali Dayang Kumunah. Awang Usop meminta istrinya ikut tertawa. Dayang Kumunah menolaknya, namun suaminya terus mendesak. Akhirnya ia pun menuruti keinginan suaminya. Saat tertawa itulah, tiba-tiba tampak insang ikan di mulutnya. Menyadari hal itu, Dayang Kumunah segera berlari ke arah sungai. Awangku Usop beserta anak-anaknya heran dan mengikutinya.<br />
<br />
Sesampainya di tepi sungai, perlahan-lahan tubuh Dayang Kumunah menjelma menjadi ikan dan segera melompat ke dalam air. Awang Usop pun baru menyadari kekhilafannya. “Maafkan aku, istriku! Aku sangat menyesal telah melanggar janjiku sendiri, karena memintamu untuk tertawa. Kembalilah ke rumah, istriku!” bujuk Awangku Usop.<br />
<br />
Namun, semua sudah terlambat. Dayang Kumunah telah terjun ke sungai. Ia telah menjadi ikan dengan bentuk badan cantik dan kulit mengilat tanpa sisik. Mukanya menyerupai raut wajah manusia. Ekornya seolah-olah sepasang kaki manusia yang bersilang. Orang-orang menyebutnya ikan patin.<br />
<br />
Sebelum menyelam ke dalam air, Dayang Kumunah berpesan kepada suaminya, “Kanda, peliharalah anak-anak kita dengan baik.”<br />
<br />
Awangku Usop dan anak-anaknya sangat bersedih melihat Dayang Kumunah yang sangat mereka cintai itu telah menjadi ikan. Mereka pun berjanji tidak akan makan ikan patin, karena dianggap sebagai keluarga mereka. Itulah sebabnya sebagian orang Melayu tidak makan ikan patin.<br />
<br />
* * *<br />
<br />
Cerita rakyat di atas termasuk ke dalam cerita teladan yang mengandung nilai-nilai moral. Nilai-nilai tersebut di antaranya kewajiban mendidik anak, berbudi pekerti luhur, dan pantangan melanggar janji. Sifat kewajiban mendidik anak tercermin pada sifat Awang Gading yang telah mendidik dan membekali berbagai ilmu pengetahuan dan budi pekerti pada Dayang Kumunah. Sifat berbudi pekerti luhur tercermin pada sifat Dayang Kumunah. Meskipun cantik, ia tetap tidak sombong. Sementara itu pantangan yang dilanggar oleh Awangku Usop adalah melanggar janji. Ia telah mengingkari janjinya untuk tidak meminta Dayang Kumunah tertawa.<br />
<br />
Mendidik anak dengan baik dan budi pekerti luhur patut untuk dijadikan sebagai suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi orang Melayu, mendidik anak adalah kewajiban orang tua, karena telah menjadi perintah ajaran agama dan adat lembaga. Mendidik dan memelihara anak tidak boleh diabaikan, karena kewajiban orang tua dalam mendidik anak tidak hanya dipertanggungjawabkan di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Oleh karena itu, sifat ini sangat diutamakan dalam kehidupan orang-orang Melayu. Banyak petuah amanah yang berkaitan dengan mendidik anak yang diwariskan dalam budaya Melayu, salah satu di antaranya adalah seperti berikut:<br />
<br />
anak dididik sejak kecil<br />
anak diajar sejak terpancar<br />
anak dibela selamanya<br />
<br />
Sementara sifat suka mengingkari janji sangat dipantangkan dalam kehidupan orang-orang Melayu, karena sifat ini termasuk salah satu ciri orang munafik. Petuah amanah tentang sifat munafik juga banyak diwariskan dalam budaya Melayu, di antaranya seperti berikut:<br />
<br />
apa tanda orang munafik,<br />
lidah bercabang, akal berbalik<br />
<br />
(SM/sas/42/11-07)<br />
<br />
Sumber:<br />
Isi cerita diringkas dari Daryatun. 2006. Legenda Ikan Patin. Yogyakarta: AdiCita Karya Nusa.<br />
Effendy, Tenas. 2006. Tunjuk Ajar Melayu. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu bekerja sama dengan Penerbit AdiCita Karya Nusa.<br />
------, 1994/1995. “ ‘Ejekan‘ terhadap Orang Melayu Riau dan Pantangan Orang Melayu Riau.” Riau: Bappeda Tingkat I Riau.<br />
Abdul Mu‘thi, Abu Muhammad. 2007. “Akhlak: Menepati Janji.” (http://asysyariah.com/syariah.php, diakses tanggal 12 November 2007).<br />
Anonim. “Sejarah Singkat Ikan Patin.” (http://iptek.apjii.or.id/budidaya%20perikanan/PEMD/Patin/, diakses tanggal 12 November 2007)<br />
Anonim. 2007. “Ikan Patin Sungai Mahakam.” (http://jb2fishingclub.blogspot.com/2007/09/ikan-patin-sungai-mahakam.html, diakses tanggal 12 November 2007).<br />
Triana, Neli. 2006. “Santap Ikan Patin di Bumi Melayu Riau”. Kompas. (http://www.kompas.co.id/jalanjalan/news/0604/17/104923.htm, diakses tanggal 12 November 2007.<br />
Http://melayuonline.comkapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-38067512364260875772010-12-20T18:55:00.000-08:002010-12-20T18:55:56.562-08:00umpan ikan hidup<iframe width="425" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/a3BWvCbEKVs?fs=1" frameborder="0"></iframe>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-67249424252267875972010-12-20T18:53:00.001-08:002010-12-20T18:53:42.301-08:00patin raksasasumber:Kompas<br />
PALEMBANG — Seekor ikan patin (Pangasius hypothalmus) raksasa seberat 43 kg dengan panjang sekitar 1,3 meter berhasil ditangkap nelayan di Sungai Musi. Patin yang umurnya diperkirakan sekitar delapan tahun itu dijual pedagang ikan di Pasar Cinde seharga Rp 2,3 juta.<br />
<br />
Ukuran ikan itu memang ekstrabesar, hampir sama tinggi dengan anak usia lima tahun. Lebar tubuh mencapai 40 cm. Perutnya mengelembung berisi telur sekitar 3 kg. Warnanya putih dan belang hitam di bagian punggung, terasa kenyal saat dipegang.<br />
<br />
Dapat dibayangkan, untuk seokor patin ukuran 1 kg biasanya habis oleh tiga orang sekali makan. Berarti, ikan raksasa ini cukup untuk lauk makan 130 orang.<br />
<br />
Ikan tersebut tergolek di atas lapak milik Heri (43) dan adiknya, Fendi (40), pedagang ikan di Pasar Cinde, Jumat (31/10). Namun, karena tidak ada yang sanggup membelinya, dimasukkan ke dalam kardus ukuran televisi 21 inch berisi bongkahan batu es. Keduanya kesulitan mengangkatnya.<br />
<br />
Menurut Heri, selama lebih dari 20 tahun berdagang ikan di Pasar Cinde, baru kali ini ia mendapat ikan patin sungai seberat 43 kilogram. Ia mendapatkannya dari Yanto, seorang pengumpul ikan dari nelayan di kawasan Sungai Lais, sekitar pukul 08.00.<br />
<br />
Ikan patin itu masih hidup saat dibawa ke pasar. Awalnya Yanto menawarkannya kepada Zairul, pedagang ikan lainnya. Namun, Zairul tidak sanggup membelinya karena Yanto menetapkan harga Rp 40.000 per kg atau sekitar Rp 1,6 juta.<br />
<br />
"Kalau patin 30 kg itu biasa, kadang dapat kita. Namun, kalau sebesar anak SMP seperti ini baru luar biasa," kata Heri. Kehadiran ikan raksasa di lapak dua bersaudara ini sempat mengundang perhatian warga, bahkan sesama pedagang ikan pun sempat dibuat takjub. Memang ikan sebesar ini merupakan pemandangan yang tidak lazim.<br />
<br />
"Ikan sebesar ini bukan dimakan buaya, tapi dia yang makan buaya," kata seorang pria yang mengamati patin itu dari dekat. Sumiati (47), seorang pegawai yang belanja ikan di Cinde mengaku kaget melihat ikan itu. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat ikan patin sebesar itu. "Tidak kuat mengambilnya, apalagi makannya. Mungkin untuk sedekahan makan 100 orang, ikan itu dak bakal habis," katanya.<br />
<br />
Banyak warga yang mengambil gambar ikan raksasa itu menggunakan ponsel. Ada juga yang penasaran dan memencet tubuh ikan itu. Beberapa warga tertarik dan menanyakan harganya, tetapi urung karena Heri menyebut Rp 55.000 per kg.<br />
<br />
Heri menolak ikan itu dipotong-potong. Karena kemarin tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu akan dijual ke Pekanbaru. "Kami bakal dapat untung besar karena harga ikan ini bisa sampai Rp 55.000 per kilo," ujar Heri.<br />
<br />
Menurut dia, semakin besar ukuran ikan patin sungai, akan semakin mahal pula harganya. Harga ikan patin liar di bawah 5 kg dipatok Rp 40.000, tetapi kalau lebih, akan mencapai Rp 50.000- Rp 55.000 per kilo. Ikan patin sungai juga lebih mahal dari ikan patin tambak yang harganya berkisar Rp 30.000 per kilo.<br />
<br />
Heri dan Fendi mengakui, meski tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu mendatangkan keuntungan lain. Sejak pagi ikan yang dipajang itu seperti menarik pembeli untuk singgah dan membeli ikan jenis lain di lapaknya.<br />
<br />
Dihubungi terpisah, Yanto, pengumpul ikan yang menjual patin itu kepada Heri, mengatakan, patin raksasa seperti itu tergolong langka. Umurnya diperkirakan sekitar 7 atau 8 tahun. "Biasanya dagingnya lebih gurih dan gemuk. Cobalah kamu pasti merasakan bedanya, enak," katanya. (Aang/Wira)<br />
Sriwijaya Postkapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-9196407855508416982010-12-20T18:49:00.000-08:002010-12-20T18:49:50.513-08:00ikan besar memakan umpan<iframe width="425" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/Xv1gG6KvkyU?fs=1" frameborder="0"></iframe>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-65425042474765605962010-12-20T18:48:00.000-08:002010-12-20T18:48:29.679-08:00Budidaya Ikan Bawal di Kec. Kemang - Bogor, Jabar.<iframe width="425" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/2LJlo8BlgRE?fs=1" frameborder="0"></iframe>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-74884018909290079862010-12-20T18:47:00.000-08:002010-12-20T18:47:00.156-08:00manfaat omega 31. Memerangi Nyeri<br />
<br />
Bagaimana omega 3 membantu mengatasi nyeri? Peneliti di University of Pittsburgh Medical Center menemukan bahwa hampir dua pertiga pasien penderita kronis leher dan punggung sakit berhasil mengatasi masalahnya dengan mengonsumsi minyak ini. Setelah mengkonsumsi pil anti nyeri berupa pil minyak ikan, rasa sakit bisa membaik dalam waktu 20-30 hari. Ini salah satu fungsi omega 3 yang memiliki kemampuan untuk memerangi peradangan.<br />
<br />
Bagaimana cara mendapatkannya? Tidak perlu harus mengkonsumsi pil minyak ikan, kata dokter Yusuf C Maroon dari University of Pittsburgh. Hanya dengan mengkonsumsi ikan air laut seperti salmon dan kembung serta ikan dari danau, kandungan omega 3 untuk mengatasi nyeri bisa diperoleh.<br />
<br />
2. Melangsingkan tubuh<br />
<br />
Bagaimana Omega 3 membantu melangsingkan tubuh? Mood Anda untuk diet bisa berubah jika tak bisa melewatkan saat melihat brownies. Ini bisa menggagalkan usaha mengurangi berat badan.<br />
<br />
“Tapi omega 3 bisa membantu menstabilkan mood anda,” ujar Douglas Bibus peneliti dan ilmuwan dari Akademi Kesehatan di Universitas Minnesota. Pihaknya pun telah merekomendasikan agar mereka yang mendambakan tubuh langsing untuk mengkonsumsi suplemen berkualitas tinggi selama 30 hari. “Jika setelah mencoba anda belum melihat adanya perubahan, tambahkan dosisnya,” saran dia.<br />
<br />
3. Mencegah Depresi<br />
<br />
Bagaimana Omega 3 membantu mengatasi depresi? Seperti kita ketahui bentuk lain dari omega 3 adalah DHA yang berfungsi membantu kinerja dan produksi lemak dalam proses kimia. Biasanya, orang yang sering mengalami depresi adalah akibat kekurangan DHA.<br />
<br />
Para peneliti percaya suplemen yang mengandung DHA mungkin lebih lembut sehingga bisa lebih efektif sebagai alternatif untuk mengatasi depresi (antidepressant).<br />
<br />
4. Melegakan Pernafasan<br />
<br />
Omega 3 mungkin bisa membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan penyakit asma. Penelitian terbaru dari studi Indiana University menyatakan, para pasien yang mengkonsumsi minyak ikan bisa membantunya melakukan kontrol gerak tubuh lebih baik ketimbang harus melakukan diet mengurangi porsi makan.<br />
<br />
5. Menjaga Kesehatan Jantung<br />
<br />
Selain untuk memerangi peradangan, omega 3 dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi gumpalan lemak. Selain itu omega 3 juga dapat membantu memerangi diabetes. Diabetes merupakan komponen yang kuat, yang mengarah ke lebih banyak risiko pengembangan penyakit jantung. Omega 3 membantu sel darah rendah gula, kunci untuk menghindari diabetes.<br />
<br />
Bagaimana cara mendapatkan omega 3? Makan tanaman pangan seperti walnuts, bayam, arugula, alpukat, dan minyak canola, serta produk dari bahan kedelai yang mengandung lemak tak jenuh seperti tahu. Mereka memiliki bentuk omega 3 yang disebut ASN yang dapat membantu mencegah penyakit jantung.<br />
<br />
Mengonsumsi ikan dua kali seminggu juga bisa membantu mencegah penyakit jantung. Dan jika Anda menyukai telur bisa juga untuk mencegah penyakit jantung, karena telur juga mengandung omega 3.<br />
<br />
sumber : http://kosmo.vivanews.com/news/read/42678-lima_manfaat_omega_3_yang_harus_diketahui<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAVHfWh40I/AAAAAAAAAWc/XqLbPQ2_A0s/s1600/19302.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="320" width="400" src="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAVHfWh40I/AAAAAAAAAWc/XqLbPQ2_A0s/s400/19302.jpg" /></a></div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-9745266468969416892010-12-20T18:44:00.000-08:002010-12-20T18:44:45.648-08:00manfaat ikan salmon<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAUl9q58vI/AAAAAAAAAWU/Pl1q9UuyqIQ/s1600/salmon-salmon-fish.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="320" width="287" src="http://3.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TRAUl9q58vI/AAAAAAAAAWU/Pl1q9UuyqIQ/s400/salmon-salmon-fish.jpg" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;">Ikan salmon selain dikenal sebagai makanan bagi otak juga memiliki khasiat sebagai makanan untuk menjaga kulit sehat. Ikan salmon dapat mencegah keriput pada kulit dan memelihara penampilan kulit tetap sehat.</div>Mengapa Salmon? Salmon adalah ikan yang kaya lemak tak jenuh Omega 3 yang dapat mengurangi produksi partikel penyebab radang dalam tubuh yang dapat merusak kulit. Jika anda tidak bisa makan salmon cobalah beberapa ikan laut lain seperti ikan haring, ikan bandeng dan ikan tawar lain yang memberikan keuntungan anti radang yang sama.<br />
Jika Anda bukan pencinta ikan, Anda bisa mendapatkan keuntungan dengan mengkonsumsi suplemen Omega 3. Salmon juga mengandung protein tinggi, coenzim Q-10 adalah suatu antioksidan dan juga kaya dimethylaminoetahnol (DMAE). Pada dasarnya kunci bagi kulit sehat tergantung pada apa yang anda makan dan tidak hanya mengkonsentrasikan hanya pada satu makanan. Kulit adalah organ terbesar tubuh dan dapat merefleksikan seluruh kesehatan seseorang.<br />
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kulit tetap sehat :<br />
Minum banyak air. Air dapat menjaga kulit dari dehidrasi dan membuang racun. Biasanya delapan gelas air per hari cukup baik untuk menjaga kulit tetapsehat. Makan makanan yang berwarna oranye. Makanan ini kaya beta karotin yang dapat membantu memperbaiki kulit. Makanan ini termasuk kentang manis, wortel dan mangga. Tetapi ingat jangan makan berlebihan karena jumlah yang telalubanyak akan disimpan dalam tubuh dan membuat anda sakit.<br />
Vitamin C dapat membantu dalam pembentukkan kolagen yang membantu kulit tetap kuat.<br />
Menjaga keseimbangan. Jika anda makan terlalu sedikit lemak, kulit akan kering. Tetapi hindari konsumsi lemak yang berlebihan, seperti daging merah, mentega dan keju.<br />
Kadang-kadang jumlah yang berlebihan dari satu jenis vitamin dapat mengurangi kemampuan tubuh meyerap vitamin jenis lain. Biotin atau yang dikenal vitamin B7 atau vitamin H dapat mencegah kerapuhan kuku. Biotin ini ditemukan dalam telur, ikan, susu, keju dan kubis.<br />
<br />
sumber : http://www.mainmata.net/showthread.php?t=10013kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-25294496679812718232010-12-19T21:08:00.000-08:002010-12-19T21:08:17.674-08:00Ikan Terbangsumber:http://aneh-tapi-nyata.blogspot.com/2009/09/ikan-terbang.html<br />
<div class="postdate"><br />
</div><a href="http://lh4.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/Sqkp0QLRvII/AAAAAAAALuc/ioGbgCekLwc/s128/ikan-terbang.jpg"><img alt="" border="0" src="http://lh4.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/Sqkp0QLRvII/AAAAAAAALuc/ioGbgCekLwc/s128/ikan-terbang.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 87px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 128px;" /></a>Pernah lihat ikan terbang? Ikan ini tidak hanya melompat keluar dari permukaan air tapi juga mampu melayang hingga jarak 200 meter bahkan bersama-sama bisa membentuk formasi terbang sejauh 400 meter.<br />
<br />
<br />
<br />
<span class="fullpost"><br />
<br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkNR8jOkkI/AAAAAAAALuI/i03M5pJkLQ4/ikan-terbang-1.jpg"><img alt="" border="0" src="http://lh3.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkNR8jOkkI/AAAAAAAALuI/i03M5pJkLQ4/ikan-terbang-1.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 480px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 600px;" /></a>Ikan terbang menggunakan tubuh aerodinamisnya untuk menembus permukaan air pada kecepatan tinggi dan siripnya yang besar dan aneh berfungsi seperti sayap untuk menjaganya tetap melayang di atas gelombang.<br />
<br />
<a href="http://lh6.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkNRujeO0I/AAAAAAAALuE/RXhz4_MwjkM/ikan-terbang-2.jpg"><img alt="" border="0" src="http://lh6.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkNRujeO0I/AAAAAAAALuE/RXhz4_MwjkM/ikan-terbang-2.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 492px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 492px;" /></a>Ikan terbang sesungguhnya bukanlah hewan terbang, seperti burung, tapi hanya melayang saja. Ikan terbang dengan mudah dapat menempuh jarak hingga 200 meter atau lebih dan dapat mencapai ketinggian yang cukup untuk - secara tidak sengaja - nangkring di dek-dek kapal laut.<br />
<br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkgPx9es9I/AAAAAAAALuU/PaaGzRqSYSA/ikan-terbang-6.jpg"><img alt="" border="0" src="http://lh3.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkgPx9es9I/AAAAAAAALuU/PaaGzRqSYSA/ikan-terbang-6.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 513px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 449px;" /></a>Alasan pertama ikan terbang yang memiliki 40 atau lebih spesies ini hingga terbang adalah karena aksi melarikan diri atau menghindar dari para predator laut seperti ikan-ikan mackerel, tuna, swordfish dan marlin. Meski demikian ikan ini juga berhati-hati terhadap ancaman paruh burung-burung di atasnya, di samping ikan ini juga diburu oleh nelayan-nelayan di Jepang dan Barbados untuk santapan.<br />
<br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkgPu9ngLI/AAAAAAAALuM/yj76uTspD_g/ikan-terbang-4.jpg"><img alt="" border="0" src="http://lh3.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkgPu9ngLI/AAAAAAAALuM/yj76uTspD_g/ikan-terbang-4.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 396px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 627px;" /></a>Mekanisme bagaiman ikan ini bisa terbang juga sederhana saja. Awalnya mereka akan berakselerasi di dalam air hingga mencapai kecepatan 70 km/jam dibantu oleh kepakan ekor mereka. Sekali mereka melompat di atas air, sirip-siripnya akan mengembang dan memanfaatkan angin untuk meraih ketinggian. Adakalanya mereka memukulkan ekornya untuk tetap melompat tinggi dan mengubah arah.<br />
<br />
<a href="http://lh5.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkgQMJPXaI/AAAAAAAALuY/r6cKyLhXLDU/ikan-terbang-8.jpg"><img alt="" border="0" src="http://lh5.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SqkgQMJPXaI/AAAAAAAALuY/r6cKyLhXLDU/ikan-terbang-8.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 334px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 500px;" /></a>Pada beberapa spesies ikan terbang sayap di bagian dadanya juga dibantu sayap di bagian belakangnya, sehingga jenis yang bersayap empat ini lebih hebat beratraksi di udara. Meski kemampuan terbangnya tidak jauh, ikan terbang bisa melakukan terbang bersama, dengan membentuk formasi unik untuk menempuh jarak hingga 400 meter.</span>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-72291927423191616582010-12-19T21:04:00.001-08:002010-12-19T21:04:08.539-08:00contoh tugas dasar mikrobiologi<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:ApplyBreakingRules/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US">PENDAHULUAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">1. <b>Sejarah Mikrobiologi dan Perkembangbiakannya</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US">Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US">Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan. </span><span lang="SV">Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="SV">2. <b>Asal-usul Kehidupan mikroorganisme</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan bernama Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak ditemukan jasad renik, diantaranya protozoa, khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu, Leeuwenhoek hanya menggunakan jenis mikroskop yang sangat sederhana.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari dekomposisi jaringan tumbuhan/hewan yang telah mati atau dengan kata lain kehidupan muncul begitu saja dan berasal dari bahan mati, sehingga dikenal dengan teori Generatio Spontanea: Abiogenesis (abio: tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat dengan pembuktian bahwa daging yang dibiarkan membusuk akan menghasilkan belatung.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa percobaan yang dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal dengan Generatio Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari bahan yang hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang membusuk tidak terjadi secara mendadak dan berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat tertarik dengan daging yang membusuk, kemudian bertelur di atas kain yang menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa mikroorganisme terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John Needham, Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-tokoh yang memberikan sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea dengan dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar, khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Diharapkan di waktu mendatang, dapat mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti kanker. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan penyakit, dan produktivitasnya tinggi).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span lang="SV">ISI</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Beberapa ahli yang pertama kali berjasa dalam perkembangan mikrobiologi adalah Robert Hook (1665) dan Anton van Leeuwenhoek serta beberapa ahli yang terlibat langsung pada pengembangan teori kuman penyakit (the germ theory of disease). Salah satu penemuan terpenting pada sejarah biologi terjadi pada 1665 oleh Robert Hook.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Robert Hook merupakan ilmuwan yang berkebangsaan Inggris yang pertama kali menemukan Mikroskop. Ia telah melaporkan bahwa jaringan gabus tumbuhan terdiri dari kotak kecil memiliki dinding dan mengusulkan dengan istilah "cell" dan yang pertama kali membuat deskripsi mikrobia<span style="color: #7a7a7a;">.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="SV">Anton van Leeuwenhoek (1674) merupakan ilmuwan yang berkebangsaan Belanda. Antan van Leeuwenhoek mikrobiologist (Bapak mikrobiologi) yang pertama kali menggunakan mikroskop untuk melihat benda bergerak dari cairan lada yang terendam air hujan mikrobia yang disebut animalcules dan ditulis di dalam laporan ke Royal Society of London. Leeuwenhoek merupakan ahli yang pertama kali menggambarkan bakteri dan protozoa dan menghubungkan mikrobia dengan penyakit.</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Teori Generasi Spontan</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV">Teori Generasi spontan menyatakan bahwa jasad hidup muncul secara spontan dari bahan organik non hidup. </span><span lang="EN-US">Teori Generasi spontan dikenal dengan teori abiogenesis.</span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Teori Biogenesis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Louis Pasteur (1822-1895) dengan melalaui serentetan percobaan pada 1861 mendemonstrasikan bahwa mikrobia terdapat dimana-mana di udara dan mengkontaminasi kaldu steril, tetapi udara tersebut tidak memproduksi mikrobia.</span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Era Emas Mikrobiologi</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Ilmu mikrobiologi mengalami perkembangan yang pesat dan mengalami kejayaan berlangsung antara 1857-1914 terutama sejak penemuan Pasteur dan Koch yaitu penemuan agensia penyebab penyakit, peran immunitas di dalam pencegahan dan pengobatan suatu penyakit.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US">Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untuk menumbuhkan (membiakan) mikroorganisme di laboratorium. Terdapat beberapa mikroorganisme memerlukan keadaan yang sangat khusus, misalnya tidak ada O2 sama sekali (kondisi an aerob), sedikit O2 (microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif). Selain itu, biasanya mikroorganisme di alam masih terdapat dalam bentuk campuran, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Berikut ini akan dibahas tentang beberapa teknik isolasi mikroba dan pertumbuhan/pembiakannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US"><span>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-US">Isolasi Mikroba</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita, misal: mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. </span><span lang="SV">Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan bakteri. Udara, air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme. Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Amat jarang mikroorganisme tersebut dijumpai sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, yang pertama harus dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada agar cawan, 2) isolasi pada medium cair, dan 3) Isolasi sel tunggal</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 126pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-US">Isolasi <span>pada agar cawan</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 108pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. </span><span lang="SV">Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 108pt; text-align: justify;"><span lang="SV">Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 126pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-US">Isolasi pada medium cair</span><span lang="EN-US">.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 108pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. </span><span lang="SV">Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 126pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-US">Isolasi sel tunggal</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 96pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US"><span>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-US">Isolasi Mikroba</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal), mikroorganisme tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian ditumbuhkan sesuai tujuan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total </span><span lang="EN-US">massa</span><span lang="EN-US"> sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sistem reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><span lang="SV">Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva pertumbuhan. </span><span lang="EN-US">Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase pertumbuhan, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US"><span>1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-US">fase lamban/lag phase/fase adaptasi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US"><span>2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-US">fase cepat/fase log/eksponensial</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US"><span>3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-US">fase statis</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US"><span>4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-US">fase kematian</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Fase lamban</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US">Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi), sehingga tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: 36pt;"><b><span lang="SV">Fase cepat</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri sel yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai membelah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><span lang="SV">Fase statis</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan sama dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun terbentuknya produk metabolisme yang cenderung menumpuk mungkin menjadi racun bagi bakteri yang bersangkutan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><span lang="SV">Fase kematian</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span lang="SV">Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah mati, yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 108pt; text-indent: 36pt;"><b><span lang="EN-US">PENUTUP</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US"><span>3.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-US">Kesimpulan dari makalah</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US">Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar, khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. </span><span lang="SV">Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Diharapkan di waktu mendatang, dapat mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti kanker. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan penyakit, dan produktivitasnya tinggi).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-US"><span>3.2<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-US">Kesimpulan dari saya</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-US">Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan. </span><span lang="SV">Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 108pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-42049609928507510342010-11-27T01:51:00.001-08:002010-11-27T01:51:49.602-08:00biokimia ttg protein<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">PROTEIN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Fungsi Protein</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai enzim </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Alat pengangkut dan penyimpan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengatur pergerakan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penunjang mekanis </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 32.7pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pertahanan tubuh atau imunisasi </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 32.7pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>f.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Media perambatan impuls syaraf </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 32.7pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>g.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengendalian pertumbuhan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 32.7pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 32.7pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ciri Molekul Protein</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Molekul ini adalah makro molekul yang polimer (dibangun oleh asam amino sebagai monomernya) dan tidak bercabang. Tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) oksigen (O) dan nitrogen (N), dan kadang-kadang disertai unsur sulfur (S), dan posfor (P). Kira-kira 50% dari berat kering organisme hidup adalah protein. Protein dalam organisme hidup ini ada yang berperan sebagai enzim, sebagai sumber energi misalnya untuk pergerakan otot, ada yang bertanggung jawab atas pengangkutan materi melalui peredaran darah misalnya hemoglobin dan zat anti bodi, ada pula yang berperan sebagai persediaan makanan misalnya ovalbumin pada putih telur dan kasein pada susu. Protein juga merupakan bahan untuk perbaikan, pertumbuhan dan pemeliharaan struktur sel dari organ tubuh. Terdapat 20 macam asam amino yang membentuk berbagai macam protein dalam tubuh organisme hidup</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa ciri molekul protein lainnya adalah:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebagai contoh misalnya ikatan hidrogen, ikatan hidrofob (ikatan apolar), ikatan ion atau elektrostatik dan ikatan Van Der Waals.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik, dan deterjen.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Umumya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbagai macam gugus samping yang biasa terdapat ialah kation, anion, hidroksil aromatik, hidroksil alifatik, amin, amida, tiol dan gugus heterosiklik.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Klasifikasi Protein</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein terdapat dalam semua sistem kehidupan. Merupakan suatu komponen selular utama dan menyusun sekitar 50% dari berat kering sel. Mikrobiomolekul dengan susunan kompleks ini, merupakan polimer alam dari asam-asam alfa amino, berat molekul berkisar antara lima ribu sampai berapa juta.</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Istilah komponen dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia bangsa Belanda G. J. Nulder pada tahun 1939, yang diturunkan dari bangsa yunani “proteios”. Proteios sendiri mempunyai arti yang pertama atau yang paling utama. Protein mengandung peranan penting dalam organisme mahluk hidup, yaitu dalam struktur, fungsi dan reproduksi.</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena protein tersusun atas asam-asam alfa amino, maka susunan kimianya juga mengandung unsur-unsur seperti yang terdapat dalam asam-asam amino penyusunya, yaitu : karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen. Kadang-kadang dalam molekul protein terdapat unsur-unsur belerang, yaitu bila diantara monomernya terdapat asam amino sistein metoinin. Pada protein majemuk disamping unsur-unsur tersebut kemungkinan masih mengandung fosfor, besi atau magnesium. Susunan untuk bagian-baguan protein untuk berbagai macam tidak jauh berbeda, yaitu sekitar : 52,40% karbon; 6,90-7,30% hidrogen; 15,30-18% nitrogen; 21-23,50% oksigen dan 0,80-2,00% belerang. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbagai jenis protein yang telah dikenak mempunyai fungsi yang spesifik, misalnya sebagai pengatur metabolik ( hormon ), sebagai biokatalisator ( enzim ), sebagai pertahanan tubuh (antibodi ), sebagai pembangun struktur, sebagai pengatur PH, sebagai pembawa sifat keturunan, sebagai sumber energi dan sebagai pengangkut lipida, oksigen atau ion tembaga dalam tubuh.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a. Berdasarkan bentuknya protein diklasifikasikan sebagai berikut :</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein bentuk serabut (fibrous)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama serat otot.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein globuler</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein konjugasi</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b. Menurut kelarutannya protein diklasifikasikan sebagai berikut :</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Ex : albumin telur, albumin serum.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Ex : Ixiosinogen dalam otot.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer. Ex : Histo dalam Hb.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air maupun alcohol absolut. Ex : prolaamin dalam gandum.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Ex : Hisron dalam Hb.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Ex : salmin dalam ikatan salmon.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c. </span><b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdasarkan senyawa pembentuk protein diklasifikasikan sbb:</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein sederhana (protein saja ) ex : Hb</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein kojugasi dan senyawa non protein</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein disebut protein konjugasi, sedang protein yang mengandung senyawa non protein disebut protein sederhana. Ex : 9 Glikoprotein terdapat pada hati.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d. Berdasarkan keberadaan asam amino esensial.</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dikelompokkan kedelapan asam amino esensial yang harus disediakan dalam bentuk jadi dalam menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Isoleusin</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Leussin</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lisin</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Methionin (asam amino esensial), fungsinya dapat digantikan sistin (semi esensial) secara tidak sempurna.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penilalanin, yang fungsinya dapat digantikan tirosin (semi esensial) tidak secara sempurna, akan tetapi paling tidak dapat menghematnya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Threonin</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Triptopan</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Valin</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Klasifikasi protein pada biokimia didasarkan atas fungsi biologinya.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Enzim </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Enzim merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira seribu macam enzim telah diketahui, yang masing-masing berfungsu sebagai katalisator reaksi kimai dalam jasad hidup. Pada jasad fhidup yang berbeda terdapat macam enzim yang berbeda pula. Molekul ensim biaanya berbentuk bulat (globular), sebagian terdiri atas satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri lebih dari satu polipeptida. Contoh enzim:ribonuklese,suatu enzim yang mengkatalisa hidrolisis RNA; sitokrom, berperan dalam proses pemindahan elektron; tipsin, kataliator pemutus ikatan peptida tertentu dalam polipeptida</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein Pembangun</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein pembangun berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur. Beberapa contoh misalnya: protein pembungkus virus, merupakan selubung pada kromosom; glikoprotein, merupakan penunjang struktur dinding sel; struktur membran, merupakan protein komponen membran sel; α-keratin,terdapat dalam kulit, bulu ayam, kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta; fibroin, terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan serabut dalam jaringan pengambung; elastin, terdapat pada jaringan penyambung yang elastis (ikat sendi); mukoprotein, terdapat dalam sekresi mukosa (lendir).</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein Kontaktil</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Merupakan golongan protein yang berperan dalam proses gerak. Sebagai contoh misalnya: miosin, unsur filamen tak bergerak dalam miofibril; aktin, unsur filamen yang bergerak dalam miofibril; dienin, terdapat dalam rambut getar dan flagel.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein Pengangkut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai contoh: haemoglobin, terdiri atas gugus senyawa hame yang mengandung besi terikat pada protein globin, berfungsi sebagai alat pengankut oksigen dalam darah vertebrata; hemosianin, sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah beberapa macam invertebrata; serum albumin, pengangkut asam lemak dalam darah; seruloplasmin, alat pengangkut ion tembaga dalam darah.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein Hormon</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa hormon protein adalah: insulin, mengatur metabolisme glikosa; adrenokortikotrop, mengatur sintesis kortikosteroid; hormon pertumbuhan, menstimulasi pertumbuhan tulang.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein Bersifat Racun</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi: racun dari Clostridium botulinum, yang menyebabkan keracunan bahan makanan.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein Pelindung</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Umumnya terdapat dalam darah vertebrata . misalnya: antibodi, protein yang dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa kompleks.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span><img alt="*" height="13" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="13" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein Cadangan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai contoh: ovalbumin, protein yang terdapat padaputih telur; zein, merupakan protein dalam biji jagung.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Organisasi struktur Protein</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein merupakan polimer yang linear dan tidak bercabang. Tersusun dari asam amino sebagai monomeriknya ditambah polimer atau polipeptidanya. Memiliki panjang tidak lebih 2000 unit. Terdapat 20 macam asam amino saling berikatan menyusun ikatan peptida yang beraneka ragam membentuk kode perintah dalam pembentukan protein.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara hirarki, para ahli mengklasifikasikan 4 tingkatan struktur, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Struktur Primer</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein yang dibentuk dengan asama amino tergabung dalam ikatan polipeptida. Setiap asam amino terhubung dengan asam amino lainnya dalam ikatan peptida yang terbentuk karena adanya reaksi kondensasi gugus karboksil pada setiap masing-masing asam amino.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=genomes.figgrp.5821"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="ch3f13" border="0" height="89" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="109" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 1.1 Struktur Asam amino primer</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="struktur-primer" border="0" height="70" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.jpg" width="128" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 1.2 Struktur protein primer</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada ujung dari rangkaian polipeptida yang terbentuk mempunyai sifat kimia yang berbeda: satu ujung mempunyai gugus amino bebas (N atau amino, NH2-) disisi satunya, sedangkan mempunyai gugus karboksil bebas (ujung C atau karboksil, COOH-) pada ujung satunya. Oleh karena itu, arah polipeptida dan dituliskan baik N→C (kiri ke kanan) maupun C →N (kanan ke kiri).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Struktur Sekunder</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada struktur sekunder, rangkaian polipeptida memiliki konformasi yang berbeda. Bersifat reguler dan memiliki pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua tipe umum struktur protein sekunder yaitu α-heliks dan β-sheet. Keduanya terbentuk karena ikatan hidrogen yang terjadi antara asam amino yang berbeda pada polipeptida.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=genomes.figgrp.5829"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="ch3f15" border="0" height="96" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif" width="85" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 2.1</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Alpha helix dan beta sheet sebagai struktur sekunder protein</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html,/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="helix" border="0" height="50" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.jpg" width="128" /></span></span></a><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html,/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="beta" border="0" height="35" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg" width="128" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 2.2</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Alpha helix dan beta sheet sebagai struktur sekunder protein</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Struktur Tersier</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Struktur polipeptida yang terjadi dari lipatan komponen struktur sekunder polipeptida yang membentuk konfigurasi tiga dimensi. Bermacam-macam gaya ikatan hidrogen antar asam amino yang terjadi pada rangkaian polipeptida inilah maka disebur struktur tersier. Disertai gaya hidrofobik rangkaian ini menempatkannya (asam amino gugus non-polar) dibagian dalam protein dengan tujuan melindunginya dari air. Selain ikatan hidrogen, terdapat juga ikatan kovalen yang disebut juga sebagai jembatan disulfide antara asam amino sistein di berbagai macam posisi pada rangkaian polipeptida.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=genomes.figgrp.5830"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="ch3f16" border="0" height="148" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif" width="172" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 3.1 Struktur Protein Tertsier</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="tersier" border="0" height="96" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg" width="90" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="tersier-2" border="0" height="96" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.jpg" width="81" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="ribbon" border="0" height="96" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg" width="81" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 3.2</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Struktur tersier dari protein enzim triosa fosfat isomerase (TPI)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4. Struktur Kuartener</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Asosiasi yang terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida, dimana masing-masing terlipat menjadi struktur tersier, menjadi protein multisubunit. Tidak semua protein membentuk struktur kuaternair. Antara rangkian polipeptida yang berbeda struktur protein terikat dengan jembatan disulfide. Sedangkan pada protein yang terdiri dari asosiasi subunit yang lebih lemah akan dihubungkan dengan ikatan hidrogen dan efek hidrofobik. Protein ini dapat kembali pada komponen polipeptidanya, atau berubah komposisi subunitnya tergantung pada kebutuhan fungsinya. Singkatnya, struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-sama membentuk struktur protein.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai contoh adalah molekul hemoglobin manusia yang tersusun atas 4 subunit, yang dipaparkan pada Gambar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="kuartener" border="0" height="199" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.jpg" width="158" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.biology.arizona.edubiochemistrybiochemistry.html/"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;"><span><img alt="kuartener-2" border="0" height="193" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Komp1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg" width="153" /></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 4.1.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Struktur hemoglobin yang merupakan struktur kuartener protein.</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sifat Larutan Protein</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sifat asam-basa suatu protein dalam larutan, sebagian besar ditentukan oleh gugus R asam aminonya yang dapat berionisasi. Gugus NH2 dan COOH yang terdapat pada kedua ujung rantai polipeptida sedikit sekali menunjang sifat asam-basa protein tersebut. Karena perbedaan macam protein ditentukan oleh urutan asam amino dan konformasi polipeptidanya, maka kemumngkinan ionisasi gugus R itu dipengaruhi oleh gugus tetangganya. Seperti pada asam amino bebas, protein juga mempunyai titik isoelektrik, yaitu pada pH yang menunjukan jumlah muatan positif dan negatif sama dalam protein itu, sehingga pada keadaan ini daya larut protein minimum. Pada pH ini protein tidak akan bergerak bila diletakan dalam medan listrik. pH iso elektriknya ditentukan oleh jumlah dan pK’ gugus R yang berionisasi. Dalam larutan dengan pH di atas pH isoelektrik, protein bermuatan negatif dan akan bergerak ke anoda, pada pH sebaliknya protein bergerak ke katoda.</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemisahan Protein</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemisahan protein dari campuran yang terdiri atas berbagai macam sifat asam-basa, ukuran, dan bentuk protein, dapat dilakukan dengan cara:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a. Elektroforesis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Cara ini didasarkan pada kecepatan bergerak yang berbeda-beda dari protein dalam medan listrik, pada pH tertentu. Ada dua cara pemisahan protein: yang pertama adalah elektroforesisi batas gerak (moving boundary electrophoresis) dengan meletakan kedua campuran dalam tabung U yang kedua ujungnya masing-masing dihubungkan dengan anoda dan katoda. Kecepatan gerak protein positif ke katoda maupun protein negatif ke anoda berbeda-beda. Perbedaan kecepatan ini akan menghasilkan batas atau lapisan dalam tabung U yang dapat dilihat dengan menggunakan cara penentuan index refraksinya. Jumlah lapisan yang terjadi menunjukan banyaknya macam protein dalam campuran. Masing-masing protein dapat dipisahkan dengan mengeluarkannya dari tabung U dengan menggunakan kran yang merupakan bagia tabung tersbut. Cara ini mempunya berbagai kekurangan, yaitu lambatnya pekerjaan, dibutuhkannya jumlah campuran protein yang banyak, penentuan indeks refraksi yang sukar, lapisan yang terjadi mudah dipengaruhi oleh getaran; cara ekedua adalah elektroforesis lajur (zone electrophoresis) sedikit campuran protein dari larutan dapat ditempatkan pada suatu matriks padat, misalnya kertas saring, jel kanji. Pergerakan protein pada matriks padat tersebut akan jelas terlihat setelah dilakukan penentuan kualitatif dengan uji warna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b. Kromatografi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penentuan dan pemisahan campuran protein dengan cara kromatografi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kromatografi pada umumnya yaitu dengan mempertimbangkan adanya dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c. pengandapan protein sebagai garam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam tertentu, seperti, asam trikloroasetat dan asam perkolat. Penambahan asam ini menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendap lainnya adalah asam tungsat, fosfotungsat, dan metafosat. Protein dapat juga diendapakan dengan kation tertentu seperti Zn2+ dan Pb2+.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d. pengendapan dengan cara perbedaan kelarutan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda didalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah: pertama, pengaturan protein dari campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH isoelektrik yang berbeda-beda untuk tiap macam protein. Pada pH isoelektriknya beberapa protein akan mengendap dari larutan, sehingga dengan cara pengaturan pH larutan, masing-masing protein dalam campuran dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang disebut penendapan isoelektrik; kedua, penambahan garam didasarkan pada oengaruh yang berbeda daripada penambahan garam tersebut pada kelarutan beberapa protein globular. Proses ini disebut salt-in, dan tidak dipengaruhi oleh garam netral, tetapi dipengaruhi oleh konsentrasi dan jumlah muatan pada tiap ion dalam lartuan. Dalam proses ini garam divalen seperti MgCl2 dan MgSO4 lebih efektif daripada garam monovalen seperti NaCl, dan KCl; ketiga, penambahan pelarut organik tertentu seperti etanol dan aseton kedalam larutan protein dalam air akan menyebebkan berkurangnya kelarutan protein, sehingga memungkinkan pengandapannya. Kejadian ini disebabkan oleh kelarutan protein yang pada pH dan kekuatan ion tertentu merupakan fungsi konstanta dielektrik daripada medium, dan adanya kecenderungan menurunnya hidratasi gugus ion dengan masuknya pelarut organik tersebut; keempat, temperatur , dalam batas-batas tertentu mempengaruhi kelarutan protein. Pada umumnya kelarutan naik pada suhu yang lebih tinggi (0o-40oC). pada suhu diatas 40oC kebanyakan protein menjadi tidak mantap dan mulai mengalami denaturasi</span></div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-40807948766172415762010-11-23T04:20:00.000-08:002010-11-23T04:20:13.503-08:00contoh laporan limnologi(debit air) <!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="header"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="page number"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text Indent"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text Indent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text Indent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1042"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="Section1"> <div class="MsoTitle" style="line-height: 200%;"><span style="position: relative; z-index: 251662336;"><span style="height: 36px; left: 528px; position: absolute; top: -72px; width: 36px;"><img height="36" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="36" /></span></span><span lang="IN">KATA PENGANTAR</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul <b>“Pengukuran Debit Air”</b> tepat pada waktu yang telah ditentukan.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada para asisten dosen Limnologi karena telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat disusun. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan praktikum di masa yang akan datang. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 3.5in; text-align: justify;"><span lang="IN">Pekanbaru,<span> </span>November 2010</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 315pt; text-align: justify;"><br />
</div><h2 style="line-height: 200%; margin: 0in 0in 0.0001pt 3.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 200%;">Penulis</span></h2><div class="MsoTitle" style="line-height: 200%;"><br />
</div></div><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div class="MsoTitle" style="line-height: 200%;"><span style="position: relative; z-index: 251650048;"><span style="height: 50px; left: 491px; position: absolute; top: -73px; width: 74px;"><img height="50" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="74" /></span></span>I. PENDAHULUAN</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><b><span>1.1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>Latar Belakang</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Limnologi</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan perairan darat (misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri<span> </span>atas kompoenen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara komponen-komponen itu (Hehanussa, 200</span>1<span lang="IN">)</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="FI">Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan (Dinas Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997).<b> </b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m<sup>3</sup>/dtk, dm<sup>3</sup>/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan bercelah.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Pemilihan lokasi debit air mempunyai beberapa syarat antara lain di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. </span>(<span>Sihotang, Asmika dan Efawani, 2009</span>)<span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">1.2. Tujuan dan Manfaat</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Tujuan diadakannya praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah untuk mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu persatuan waktu) dengan Emboys Float Method dan metode Weir.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu setiap mahasiswa <span> </span>mengerti dan mengetahui cara-cara mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu persatuan waktu) dengan Emboys Float Method dan metode Weir.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div align="center" class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="SV">II. TINJAUAN PUSTAKA</span></b></div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan (Dinas Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997).<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="FI">Perairan Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar terutama sektor perikanan maupun keperluan lainya. Ini dapat dilihat dari luas perairan yang ada dan jenis ikan yang terdapat di dalamnya <span>(Djuhanda, 1981)</span>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m<sup>3</sup>/dtk, dm<sup>3</sup>/dtk).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (<span>Sihotang, Asmika dan Efawani, 2006</span>).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="PT-BR">Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa debit air dapat diukur dengan berbagai metode diantaranya yaitu: Emboys Float Method, Rectangular Weir, 90 Notch Weir, cara kecepatan luas ( Sihotang, 2006).</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Arus adalah gerak air (atau udara atau fluida lainnya) yang mengalir. <span lang="PT-BR">Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus atau air di suatu lokasi, biasanya menggunakan perangkat<span> </span>tali<span> </span>plastik dan bola pimpong (Hehanusa, 2001)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sitohang (1998) mengemukakan bahwa kecepatan arus adalah jarak (cm) yang ditempuh persatuan waktu (detik). Jenis gerakan air adalah suatu sifat lingkungan yang sangat penting karena ini mengendalikan struktur fisika dari dasar perairan mengalir.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Cara pengukuran debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan debit dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang melintang, didapat dari kerapatan larutan obot, dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus gelombang supersonis, meter venturi, dan seterusnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Menurut Uktoselya<span> (1991)</span>, mengemukakan bahwa arus dapat menimbulkan kerusakan fisik pada sungai dan muara sungai seperti terjadinya pengikisan darat, pemindahan sedimen. Disamping itu, besarnya volume air yang mengalir dan kuatnya pasang surut akan mempengaruhi sistem arus pada daerah muara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;"><b><span>III.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><img align="left" height="36" hspace="12" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="36" /><span style="position: relative; z-index: 251656192;"><span style="height: 36px; left: 600px; position: absolute; top: -70px; width: 60px;"><img height="36" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif" width="60" /></span></span><b>METODOLOGI PRAKTIKUM</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b>3.1. Waktu dan Tempat</b></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span>Waktu pelaksanaan praktikum Limnologi ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 November 2010 pada pukul 10.00 s/d selesai di Laboratorium Limnologi jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><b>3.2. Bahan dan Alat</b><span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span>Adapun bahan (objek praktikum) pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah perairan waduk/sungai di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang memenuhi syarat-syarat untuk pemilihan lokasi pengukuran debit air. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span>Alat yang digunakan pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah Trapezoid Weir, penggaris panjang, tali sepanjang 3 meter sebanyak 2 buah, bola pimpong, kayu, stopwatch, buku penuntun praktikum dan alat tulis. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><b>3.3. Metode Pengamatan</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="PT-BR"><span> </span>Metode yang digunakan dalam praktikum Limnologi yang berjudul </span><span lang="IN">Pengukuran Debit Air</span><span lang="PT-BR"><span> </span>ini</span><span lang="PT-BR"> adalah</span> metode survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung dilapangan.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><b>3.4. Prosedur praktikum</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Adapun prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah berdasarkan atas petunjuk asisten dosen, yakni :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="IN"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Pengukuran debit air dengan metode Weir</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Menentukan lebar Trapezoid Weir yang digunakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Membendung selokan dengan menggunakan Trapezoid Weir.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Mengukur tinggi perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Mengukur ketinggian air setelah dipasang Trapezoid Weir.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Menghitung debit air dengan menggunakan rumus : </span><span style="position: relative; top: 5pt;"><img height="32" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif" width="145" /></span><span lang="IN"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="IN"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Pengukuran debit air dengan Emboys Float Method</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Menentukan panjang selokan yang akan diukur kecepatan arusnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Mengukur waktu yang digunakan untuk menempuh jarak yang telah ditentukan dengan menggunakan pelampung.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Menentukan konstanta perairan dengan melihat keadaan dasar perairan (0,8 untuk dasar perairan berbau dan berkerikil; 0,9 untuk dasar perairan berlumpur).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN">Menghitung debit air dengan rumus :<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span> </span><span style="position: relative; top: 12pt;"><img height="50" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif" width="108" /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span> </span>Ket : <span> </span>R<span> </span>:<span> </span>Debit air (m<sup>3</sup>/dtk)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span> </span>W<span> </span>:<span> </span>Rata-rata lebar (m)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span> </span>D<span> </span>:<span> </span>Rata-rata kedalaman (m)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span> </span>A<span> </span>:<span> </span>Konstanta perairan </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span> </span>L<span> </span>:<span> </span>Jarak yang ditempuh pelampung (m)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span> </span>T<span> </span>:<span> </span>Waktu (detik)</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 1in; text-align: center; text-indent: -0.5in;"><b><span>IV.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span style="position: relative; z-index: 251657216;"><span style="height: 36px; left: 528px; position: absolute; top: -72px; width: 36px;"><img height="36" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="36" /></span></span><b>HASIL DAN PEMBAHASAN<span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b>4.1. Hasil</b></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span lang="PT-BR" style="font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Hasil </span><span lang="PT-BR">pengukuran debit air dengan metode Weir </span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">Dik <span> </span><span> </span>: <span> </span>L <span> </span><span> </span>= 34,5 cm <span> </span>= 0,345 m</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV"><span> </span><span> </span>H <span> </span>= 506 cm <span> </span>= 0,56 m</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">Dit <span> </span><span> </span>: <span> </span>Debit air...?</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">Jawab<span> </span>:<span> </span></span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">Q <span> </span><span> </span>= <span> </span>3,367 (LH) </span><sup>3/2</sup><sup><span lang="SV"></span></sup></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV"><span> </span>= <span> </span>3,367 (0,345 x 0,56) <sup>3/2</sup></span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%;"><span lang="SV"><span> </span>= <span> </span>(3,367 x 0,1525)<sup>3/2 </sup></span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%;"><sup><span lang="SV"><span> </span></span></sup><span lang="SV">= <span> </span>(0,51)<sup>3/2 </sup><span> </span>= <span> </span></span>0,51<sup>3</sup> <span style="position: relative; top: 3pt;"><img height="23" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif" width="25" /></span><span> </span>= 0,4867 m<sup>3</sup>/dtk<sup><span lang="SV"></span></sup></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Hasil pengukuran debit air dengan Emboys Float Method</div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">Dik <span> </span>: <span> </span></span><span style="position: relative; top: 12pt;"><img height="43" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.gif" width="301" /></span><span lang="SV"></span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV"><span> </span><span> </span></span><span style="position: relative; top: 12pt;"><img height="43" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif" width="312" /></span><span lang="SV"></span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV"><span> </span><span> </span>A <span> </span>= 0,8(berpasir)<span> </span></span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV"><span> </span>L<span> </span><span> </span>= 3,77 m</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">Dit <span> </span>: <span> </span>Debit air...?</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">Jawab<span> </span>:</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in;"><span style="position: relative; top: 32pt;"><img height="115" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.gif" width="200" /></span><span lang="SV"><span> </span><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">4.2. Pembahasan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span>Perikanan umumnya tidak mengkonsumsi air, tapi sangat memerlukan kondisi kualitas dan kuantitas air tertentu, termasuk perlindungan lingkungan dan kelestarian fungsi sumberdaya flora dan fauna yang terdapat dalam air. Kualitas air secara luas dapat diartikan secara fisik, kimiawi dan biologis yang mempengaruhi manfaat penggunaan bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung<b> </b></span>(Boyd, 1979).</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m<sup>3</sup>/dtk, dm<sup>3</sup>/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan bercelah.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Pemilihan lokasi debit air mempunyai beberapa syarat antara lain di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Arus adalah gerak air (atau udara atau fluida lainnya) yang mengalir. <span lang="PT-BR">Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus atau air di suatu lokasi, biasanya menggunakan perangkat<span> </span>tali<span> </span>plastik dan bola pimpong (Hehanusa, 2001).</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Person dan Hargrave (1977) mengatakan klasifikasi ukuran sedimen yang<span> </span>umum dipakai adalah pasir (sand). Ukuran 2 - 0,05 mm, lumpur (slit) ukuran<span> </span>0,005 - 0,002<span> </span>mm, butiran yang lebih dari 2 mm digolongkan dalam kelompok kerikil. </div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.5in; text-align: center; text-indent: -0.5in;"><b><span>V.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>KESIMPULAN DAN SARAN</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="position: relative; z-index: 251658240;"><span style="height: 48px; left: 516px; position: absolute; top: -109px; width: 48px;"><img height="48" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.gif" width="48" /></span></span><b> </b></div><br clear="ALL" /> <div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span lang="PT-BR">5.1. Kesimpulan</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="PT-BR">Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa </span><span lang="SV">debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m<sup>3</sup>/dtk, dm<sup>3</sup>/dtk). </span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pengukuran debit air menggunakan metode Emboys Float berbeda dengan menggunakan Metode Weir. Perbedaan ini disebabkan oleh luas penampang pada celah papan weir, sedangkan pada Emboys Float Method menggunakan lebar rata-rata dan kedalaman rata-rata.</div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span lang="PT-BR">5.2. Saran</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: 200%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dalam praktikum hendaknya praktikan lebih memperhatikan arahan atau petunjuk dari asisten sehingga praktikum akan lebih lancar</span><span lang="IN">.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Sebelum melakukan praktikum, segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum telah disiapkan. Baik alat-alat yang akan digunakan pada praktikum maupun bahan atau sampel yang akan dijadikan objek praktikum. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 0in; text-align: center;"><span style="position: relative; z-index: 251653120;"><span style="height: 96px; left: 472px; position: absolute; top: -132px; width: 96px;"><img height="96" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.gif" width="96" /></span></span><b><span lang="PT-BR">DAFTAR ISI</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 22.4pt;"><br />
</div><h4><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">Isi<span> </span><span> </span><span> </span>Halaman</span></h4><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%;"><b><span lang="PT-BR">KATA PENGANTAR</span></b><span lang="PT-BR"><span>................................................................................................ </span>i</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%; margin-right: 0.9pt;"><b><span lang="PT-BR">DAFTAR ISI</span></b><span lang="PT-BR"><span>.................................................................................................. </span><span>........... </span>ii<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-right: 0.9pt;"><b><span lang="PT-BR">DAFTAR LAMPIRAN</span></b><span lang="PT-BR"><span>............................................................................................ </span>iii</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 150%;"><b><span lang="PT-BR">I. PENDAHULUAN</span></b><span lang="PT-BR"><span>................................................................................................... </span>1</span></div><div class="MsoHeader"><span lang="PT-BR"><span> </span>1.1. Latar Belakang<span>......................................................................................... </span>1</span></div><div class="MsoHeader"><span lang="PT-BR"><span> </span>1.2. Tujuan<span> </span>dan Manfaat praktikum<span>............................................................... </span>2</span></div><div class="MsoHeader"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="PT-BR">II. TINJ</span></b><b><span lang="SV">AUAN PUSTAKA</span></b><span lang="SV"><span>....................................................................................... </span>3</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV"><span> </span></span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">III. METODOLOGI PRAKTIKUM</span></b><span lang="SV"><span>......................................................................... </span>5</span></div><div class="MsoNormal"><span style="height: 77px; margin-left: 720px; margin-top: 2px; position: absolute; width: 77px; z-index: 251651072;"><img height="77" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.gif" width="77" /></span><span lang="SV"><span> </span>3.1. Waktu dan Tempat<span>................................................................................... </span>5</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV"><span> </span>3.2. Alat dan bahan<span>......................................................................................... </span>5</span></div><div class="MsoHeader"><span lang="SV"><span> </span>3.3. Metode Pratikum<span>...................................................................................... </span>5</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV"><span> </span>3.4. Prosedur pratikum<span>.................................................................................... </span>6</span></div><div class="MsoHeader"><br />
</div><div class="MsoHeader" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">IV. HASIL DAN PEMBAHASAN</span></b><span lang="SV"><span>........................................................................... </span>7</span></div><div class="MsoHeader"><span lang="SV"><span> </span>4.1. Hasil<span>......................................................................................................... </span>7</span></div><div class="MsoHeader" style="margin: 0in 41.4pt 0.0001pt 94.5pt; text-align: justify; text-indent: -94.5pt;"><span lang="SV"><span> </span>4.2. Pembahasan<span>.............................................................................................. </span>8<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 41.4pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 41.4pt; text-align: justify;"><b><span lang="FI">V. KESIMPULAN DAN SARAN</span></b><span lang="FI"><span>............................................................................ </span>9</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 41.4pt; text-align: justify;"><span style="height: 62px; left: 0px; margin-left: 567px; margin-top: 10px; position: absolute; width: 74px; z-index: 251652096;"><img height="62" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.gif" width="74" /></span><span lang="FI"><span> </span>5.1. Kesimpulan<span>............................................................................................... </span>9</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-right: 41.4pt; text-align: justify;"><span lang="FI"><span> </span>5.2. Saran<span> </span><span>....................................................................................................... </span>9</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 200%;"><b><span lang="SV">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><span lang="SV">LAMPIRAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><img align="left" height="24" hspace="12" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.gif" width="36" /><b><span lang="SV">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">Boyd, E. C. 1979. <i>Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Auburn Univercity Agricultural Experiment Stasion</i>. Alabama. 389 p.</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="SV">Dinas Perikanan Tingkat I Propinsi Riau. 1997. </span><i><span lang="SV">Buku Tahunan Statistik II. I</span></i><span lang="SV">. Press. Jakarta. 393 hal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="SV">Djuhanda, T. 1981. </span><span lang="SV">Dunia Ikan. Amrico. Bandung.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN">Hehanussa, P.E. 2001.<i> </i></span><i><span lang="IN">Kamus Limnologi (Perairan Darat)</span></i><span lang="IN">. IHP-UNESCO Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">Person, T. R. M. Takashi dan B.Hargrave. 1977. <i>Biological Oceanografic</i>. 2<span style="position: relative; top: 2pt;"><img height="20" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.gif" width="12" /></span>eds Pergamon Press. Hamburg.332 p.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">Sihotang, C,.1988<i>. Limnologi II</i>. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 64 hal.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">Sihotang,C. Asmika dan Efawani. 2006. <i>Penuntun Praktikum Limnologi</i>. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 28 hal.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><u><span> </span></u>. 2009. <i>Penuntun Praktikum Limnologi</i>. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 28 hal.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">Uktoselya, H., 1991, <i>Beberapa Aspek Fisika Laut dan Peranannya Dalam Masalah Pencemaran </i>, Puslitbag LIPI, Jakarta.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35pt; text-align: justify; text-indent: -35pt;"><br />
</div><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="position: relative; z-index: 251654144;"><span style="height: 50px; left: 491px; position: absolute; top: -73px; width: 62px;"><img height="50" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image023.gif" width="62" /></span></span><b><span lang="SV">DAFTAR LAMPIRAN</span></b></div><h4 style="margin-left: 4.75in; text-align: justify;"><span lang="SV"> </span></h4><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">Lampiran<span> </span><span> </span>Halaman<span></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-right: 0.25pt;"><span lang="SV">1.<span> </span>Gambar alat- alat praktikum<span>........................................................................ </span> <span> </span>12</span></div><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span style="position: relative; z-index: 251655168;"><span style="height: 523px; left: 131px; position: absolute; top: -121px; width: 433px;"> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td height="0" width="0"><br />
</td> <td width="284"><br />
</td> <td width="101"><br />
</td> <td width="48"><br />
</td> </tr>
<tr> <td height="60"><br />
</td> <td colspan="2"><br />
</td> <td align="left" valign="top"><img height="60" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.gif" width="48" /></td> </tr>
<tr> <td height="393"><br />
</td> </tr>
<tr> <td height="70"><br />
</td> <td align="left" valign="top"><img alt="LAMPIRAN" height="70" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image025.gif" width="284" /></td> </tr>
</tbody></table></span></span><span lang="SV"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal"><span style="position: relative; z-index: 251661312;"><span style="height: 48px; left: 499px; position: absolute; top: -94px; width: 48px;"><img height="48" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image026.gif" width="48" /></span></span><span>Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan selama praktikum</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoHeader"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-right: 0.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span><span> </span><b>Asisten : Simon</b></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="position: relative; z-index: 251665408;"><span style="height: 49px; left: 494px; position: absolute; top: -99px; width: 49px;"><img height="49" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image027.gif" width="49" /></span></span><b>Hari Praktikum:Selasa</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="position: relative; z-index: 251660288;"><span style="height: 66px; left: 528px; position: absolute; top: -102px; width: 48px;"><img height="66" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image028.gif" width="48" /></span></span><b> </b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: 14pt;">LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt;">PENGUKURAN DEBIT AIR</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><h1 align="center" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">OLEH:</span></h1><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;">Nama<span> </span>:Dian Pamelasari</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;">Nim<span> </span>:0904121523</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;">Jurusan<span> </span>:Budidaya Perairan</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Blackletter686 BT"; font-size: 24pt;"><img height="198" src="file:///C:/DOCUME%7E1/SERVER/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image030.gif" width="214" /></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoHeader"><br />
</div><div class="MsoHeader"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-size: 14pt;">LABORATORIUM LIMNOLOGI</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-size: 14pt;">FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt;">UNIVERSITAS RIAU</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt;">PEKANBARU</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt;">2010</span></b><span></span></div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-27822082445044270752010-11-21T01:33:00.001-08:002010-11-23T04:02:45.863-08:00kakap merah<div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 6pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Lokasi kakap merah</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Ikan kakap memang senang menempati tandes, karang, kapal tenggelam maupun rumpon. Sebagai ‘penguasa’ lokasi tersebut ikan kakap merah dengan leluasanya berkembang biak dan mencari makan di </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">sana</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">. Jika lokasi tersebut tidak disambangi oleh mania mancing ikan kakap akan terus beranak pinak hingga jumlahnya sangat banyak.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Namun kenyataannya para mania mancing lebih pintar untuk mendeteksi dimana lokasi ikan tersebut berada dengan menggunakan <i>depth sounder</i> warna. Biasanya jika di sekitar dasar perairan berupa lumpur (tampak campuran warna merah, kuning , hijau dan biru) terdapat struktur karang (warna dominan merah), biasanya merupakan lokasi mancing potensial.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Jika anda menemukan ciri-ciri lokasi terdapat struktur karang, di sekitar lumpur yang bentuknya menyerupai kerucut terbalik, atau oleh mania mancing disebut dengan nama tandes buntut, maka biasanya yang menghuni adalah ikan kakap merah berukuran besar dengan bobot 5 kg – 8 kg, namun jumlahnya kurang dari 10 ekor. Paling mudah menemukan lokasi kakap adalah di rumpon atau kapal tenggelam. Jika rumpon terawat bagus, bisa terisi oleh ratusan kakap merah ukuran 2 – 4 kg.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span></span></b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 6pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Mancing Kakap Merah</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span></span></b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><br />
</b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 6pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Untuk memancing kakap merah, anda harus menguasai kaidah mancing dasar (<i>bottom fishing</i>) seperti pada umumnya. Kaidah pertama, jika anda ingin sukses maka kapal sebaiknya dilengkapi dengan <i>Global Position System</i> (GPS) sebagai penunjuk koordinat rompon, tandes, karang, kapal tenggelam atau lokasi yang lainnya. Selain itu, kapal juga harus dilengkapi dengan <i>depth sounder</i> (kalau bisa warna) untuk mengetahui struktur dasar perairan.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Kaidah kedua adalah saat kapal berjalan sebaiknya anda tetap menghidupkan depth sounder maupun GPS. Fungsinya adalah ketika kapal melintasi lokasi-lokasi yang dihuni kakap yang ditunjukkan oleh <i>depth sounder</i> maka kita bisa langsung merekamnya dalam memori GPS. </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Kaidah ketiga, jika ciri-ciri tandes, karang, rumpon atau kapal tenggelam terekam dalam <i>fish finder</i> segera lakukan perekaman koordinat dalam GPS. Setelah, pastikan dan periksa lokasi tersebut dengan cara kapal memutar dan mendeteksi sekali lagi.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Kaidah keempat, setelah lokasi yang menjadi ciri ikan kakap berada ditemukan selanjutnya adalah anda harus menyiapkan pelontang yang terdiri dari plontang utama dan anak plontang. Masing-masing plontang sebaiknya dilengkapi dengan bendera sebagai penunjuk arah angin. Setelah plontang disiapkan dengan tali sesuai kedalaman, suruhlah kru kapal untuk bersiap melemparkan plontang ketika kapal melintas tepat di atas lokasi yang kita temukan.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Kaidah kelima, adalah melabuh jangkar. </span></span></b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><br />
</b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 6pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Dalam hal melabuh jangkar kapten kapal harus berpedoman pada plontang. Plontang utama akan tersambung ke anak plontang menunjukkan arah arus. Dimana arah arus selalu menuju dari plontang utama ke anak plontang. Jadi dalam hal melabuh jangkar, kapal harus lurus berada di depan plontang utama. Untuk jaraknya dekat dan jauh labuh jangkar harus disesuaikan dengan arus. Semakin arusnya kencang maka labuh jangkar harus agak jauh. Pertimbangannya adalah umpan harus tepat jatuh di lokasi tandes, rumpon atau kapal tenggelam. Jika umpan jatuhnya terlalu kejauhan atau kependekan, maka ikan tidak mudah kita dapatkan. Nah, jika semua kaidah dijalankan dengan besar, peluang keberhasilan mendapat ikan kakap merah besar.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span></span></b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 6pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Peralatan Mancing</span></span></b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><br />
</b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 6pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Meski ikan kakap merah bisa dipancing dengan menggunakan semua kelas piranti mancing atau bahkan dengan cara <i>handline</i> bisa, namun untuk mendapatkan sensasi dalam pertarungan melawan ikan kakap merah sebaiknya menggunakan piranti mancing kelas ringan (<i>light tackle</i>) dengan kenur kelas 2 – 10 kg.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Dalam kelas ringan gunakan juga <i>light spinning</i> dengan 2 – 12 <i>ball bearing</i>. Joran biasanya memiliki panjang 180 – 230 cm. Pilihlah joran degan bahan grafit yang terdiri dua atau satu batang, dengan aksi melengkung dari tengah sampai ujung (untuk kelas 2-4 kg) atau hanya melengkung di ujngu untuk kelas 6 – 10 kg.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Untuk kenur mono sudah cukup dan sebaiknya menggunakan kenur “IGFA Class”, siapa tahu ikan kakap yang kita pancing masuk rekor sehingga kekuatanya sudah di test. </span></span></b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><br />
</b></div><div align="justify" style="background-color: #eeeeee; color: black;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 6pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Sedangkan kail sebaiknya yang berbahan karbon dengan ukuran 3/0-7/0.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Setelah semua peralatn siap, lalu pasang jenis umpan baik yang hiduop atau mati namun segar. Umpan yang biasa digunakan ialah cumi-cumi, udang. Sedangkan ikan hidup yang sering digunakan adalah gurisi, kembung, tembang, selar dan lain-lainnya.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 8pt;">Setelah umpan diturunkan bersiaplah untuk bertarung dengan kakap merah. Ketika umpan tersambar sekarang tinggal anda sebagai mania mancing untuk memenangkan pertarungan. Ajarlah ikan dengan tenang. Pompa joran ke atas ketika menurunkan joran ikuti dengan menggulung kenur. Lakukan demikian secara terus menerus secara sabar dan tidak usah terburu sampai anda mendapat ikan kakap merah.***</span></span></b></div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-37230612390074674432010-11-21T00:49:00.001-08:002010-11-21T00:49:47.724-08:00tips mengkonservasi terumbu karangtips sederhana untuk bisa membantu mengkonservasi terumbu karang dengan sederhana: <br />
<ul style="text-align: justify;" type="disc"><li>Terapkan prinsip 3 R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat memicu <a href="http://www.goblue.or.id/pemutihan-karang">pemutihan karang</a> (<em>coral bleaching)</em>. <em>Mass coral bleaching</em> dapat diikuti oleh kematian massal terumbu karang, seperti yang terjadi di hampir seluruh kawasan tropis 97-98, di Australia, 2002, dan di Karibia, 2006. Kejadian coral bleaching terbaru tahun 2010 melanda banyak sekali lokasi di Indonesia (l<a href="http://www.goblue.or.id/laporan-bleachingpemutihlaporan-coral-bleachingpemutihan-karang-2010-di-indonesiaan-karang-2010-di-indonesia">aporan kejadian coral bleaching 2010</a>) Jadi apapun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang.</li>
<li>Buang sampah pada tempatnya. Hewan laut sering terkait pada sampah-sampah sehingga mengganggu gerakannya. Sampah plastik yang transparan banyak dibuktikan termakan oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah plastik ini akan mengganggu pencernaanya. Dibanyak lokasi terumbu juga dijumpai karang dan biota laut lainnya yang bersifat bentik, sessile (tidak dapat berpindah) yang mati akibat tertutup lembaran-lembaran plastik. Ingat,plastik tidak hancur dalam satu malam saja!</li>
<li>Apabila Anda berlibur, pilih dan pastikan operator/agen/tour Anda menerapkan prinsip ramah lingkungan.</li>
<li>Bergabung dengan jejaring informasi , milist-milist lingkungan, berbagi ilmu, informasi, pendapat, dan saling berdiskusi, ajak orang lain untuk terlibat, membangun trend dan gerakan, GAYA HIDUP yang ramah lingkungan.</li>
<li>Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Ada berbagai kegiatan yang bisa rekan-rekan ikuti, seperti jaringan sukarelawan survei terumbu karang (<a href="http://rcindo.blogspot.com/">JKRI</a>), trip-trip penelitian, reboisasi, magang di lembaga pelestarian lingkungan dan lain-lainnya </li>
</ul>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-51646679826915957922010-11-21T00:30:00.000-08:002010-11-21T00:30:48.688-08:00foto ikan lucu<div class="story"><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><img border="0" src="http://ketawa.com/img.php?nama=0022.jpg" /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img alt="Ikan Hiu Bergigi Lucu" border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_OLk_oOmotBU/SyW0EFoC4DI/AAAAAAAABbA/P8kGHnbaURI/s1600/Ikan+Hiu+Bergigi+Lucu.jpg" title="Hiu Bergigi Lucu" width="400" /><br />
</div>Naah... kalo gini kan ga serem. Lucu gituh. Kalo digigit palingan rasanya geli-geli doang. Ngga sampe nancep, gituh. </div><div class="story"> </div><strong></strong><span id="atb4ce8d8084bbe4c5f"></span><strong></strong><strong></strong><span id="atb4ce8d8084bbe4c5f"></span>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-14100509410711797532010-11-21T00:24:00.001-08:002010-11-21T00:24:51.205-08:00Kerusakan terumbu karang<h2><span class="mw-headline" id="Kerusakan_terumbu_karang"><br />
</span></h2>Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia.Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km<sup>2</sup>. Hal tersebut membuat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%.Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alami&action=edit&redlink=1" title="Alami (halaman belum tersedia)">alami</a>.Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh <i>Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora</i> (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.<br />
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang:<br />
<ul><li>membuang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah" title="Sampah">sampah</a> ke laut dan pantai yang dapat mencemari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air_laut" title="Air laut">air laut</a></li>
<li>membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang</li>
<li>pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah" title="Limbah">limbah</a> air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.</li>
<li>pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.</li>
<li>Membuang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jangkar" title="Jangkar">jangkar</a> pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.</li>
<li>terdapatnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Predator" title="Predator">predator</a> terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.</li>
<li>penambangan</li>
<li>pembangunan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemukiman&action=edit&redlink=1" title="Pemukiman (halaman belum tersedia)">pemukiman</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reklamasi&action=edit&redlink=1" title="Reklamasi (halaman belum tersedia)">reklamasi</a> pantai</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi" title="Polusi">polusi</a></li>
<li>penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan</li>
</ul>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-85482154202679108442010-11-21T00:21:00.001-08:002010-11-21T00:22:00.000-08:00jangan rusak Terumbu Karang<h2 class="pagetitle"><br />
</h2><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.goblue.or.id/wp-content/uploads/2008/04/terumbu-karang.jpg"><img alt="" class="size-medium wp-image-84 alignright" height="300" src="http://www.goblue.or.id/wp-content/uploads/2008/04/terumbu-karang-225x300.jpg" style="float: right;" title="terumbu-karang" width="225" /></a>Terumbu karang di dunia diperkirakan mencapai 284,300 km2. Terumbu karang dan ekosistem lain yang terkait, seperti padang lamun, rumput laut dan mangove adalah ekosistem laut terkaya di dunia. Wilayah Indonesia mempunyai sekitar 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 2500 <a href="http://www.goblue.or.id/clown-fish-lucunya-melebihi-badut">jenis ikan</a>, 590 jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-udangan).</div><div style="text-align: justify;">Terumbu karang di Indonesia memberikan keuntungan pendapatan sebesar US$1,6 milyar/tahun. Nilai keseluruhan pelayanan dan sumber dayanya sendiri diperkirakan mencapai setidaknya US$ 61,9 milyar/tahun.</div><div style="text-align: justify;">Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung dari jenis, dan kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa mm saja per tahunnya. Yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.</div><div style="text-align: justify;">Terdapat ribuan spesies yang hidup di kawasan terumbu karang. Namun hanya sebagian yang menghasilkan kalsium karbonat pembentuk terumbu. Organisme pembentuk terumbu yang terpenting adalah hewan karang.</div><div style="text-align: justify;">Karang adalah bentukan hewan kecil yang hidup dalam semacam cawan yang terbentuk dari kalsium karbonat (lihat gambar) yang biasa disebut polip karang. Jutaan polip-polip ini membentuk struktur dasar dari terumbu karang.</div><div style="text-align: justify;">Hewan karang hidup bersimbiosis dengan alga bersel satu yang disebut zooxanthellae. Zooxanthellae merupakan jenis alga dinoflagelata berwana coklat dan kuning, yang dinyatakan sebagai <em>Symbiodinium microadriaticum</em>. Alga ini juga hidup bersimbiosis dengan hewan-hewan lain di terumbu karang, seperti, kima raksasa (<em>Tridacna spp</em>), anemon laut dan <em>coelenterata</em> lainnya.</div><div style="text-align: justify;">Hewan karang mempunyai tentakel (tangan-tangan) untuk menangkap plankton sebagai sumber makanannya, Namun, sumber nutrisi utama hewan karang sebenarnya berasal dari proses fotosintesa zooxanthellae (hampir 98%). Selain itu, zooxanthellae memberi warna pada hewan karang yang sebenarnya hampir transparan. Timbal baliknya, karang menyediakan tempat tinggal dan berlindung bagi sang alga.</div><div style="text-align: justify;"><strong>Kondisi favorit untuk pertumbuhan optimal terumbu karang</strong></div><div style="text-align: justify;">Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° – 29° C. Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan sangat lambat. Itulah sebabnya terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang.</div><div style="text-align: justify;">Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk berfotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 – 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman iebih dari 90 m.</div><div style="text-align: justify;">Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup.</div><div style="text-align: justify;"><strong>Penyebaran Terumbu Karang</strong></div><div style="text-align: justify;">Sebagian besar terumbu karang dunia (55%) terdapat Indonesia, Pilipina, Australia Utara dan Kepulauan Pasifik, 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah. 14% di Karibia dan 1% di Atlantik Utara.</div><div style="text-align: justify;">Terumbu karang Indonesia yang mencapai 60.000 km2 luasnya, sebagian besar berada di Indonesia bagian tengah, Sulawesi, Bali dan Lombok, Papua, Pulau Jawa, Kepulauan Riau dan pantai Barat serta ujung barat daya Pulau Sumatera.</div><div style="text-align: justify;"><strong>Fungsi Terumbu Karang</strong></div><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li>Pelindung ekosistem pantai<br />
Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.</li>
</ul><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li>Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut<br />
Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 500 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang, termasuk didalamnya 30 juta yang bergantung secara total pada terumbu karang sebagai penhidupan.</li>
</ul><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li>Sumber obat-obatan<br />
Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.</li>
</ul><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li>Objek wisata<br />
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam , menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.</li>
</ul><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li>Daerah Penelitian<br />
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut tersebut.</li>
</ul><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li>Mempunyai nilai spiritual<br />
Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting, Laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><strong>Kondisi terumbu karang</strong></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.goblue.or.id/wp-content/uploads/2008/04/reef-at-risk.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-88" height="297" src="http://www.goblue.or.id/wp-content/uploads/2008/04/reef-at-risk.jpg" title="reef-at-risk" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;">Namun sayangnya laporan <em>Reef at Risk</em> (2002) menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan status terumbu karang yang paling terancam. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Lebih lanjut, hasil survey P2O LIPI (2006) menyebutkan bahwa hanya 5,23% terumbu karang di Indonesia yang berada di dalam kondisi yang sangat baik.</div><div style="text-align: justify;">Laporan status terumbu karang dunia yang dikeluarkan Global Coral Reef Monitoring Network (GCRMN) menyebutkan bahwa dalam selama 2004 hingga 2008 luasan area terumbu karang semakin menurun. Dalam periode 2004 hingga 2008, 19% luasan terumbu karang dunia telah hilang, 15% terancam hilang 10-20 tahun kedepan dan 20% luasan terancam hilang 20-40 tahun mendatang. Di Indonesia sendiri 34% berada dalam kondisi sangat buruk 42% agak baik sedang hanya 21% dalam kondisi sehat dan 3 % sangat sehat</div><div style="text-align: justify;"><strong>Ancaman Terhadap Terumbu Karang<br />
</strong></div><div style="text-align: justify;">Ancaman utama yang tercatat adalah: pembangunan daerah pesisir, polusi laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, <em>overfishing </em>(penangkapan sumberdaya berlebih), <em>destruktif fishing </em>(penangkapan ikan dengan cara merusak), dan <a href="http://www.goblue.or.id/pemutihan-karang">pemutihan karang</a> ( <em>coral bleaching </em>) akibat pemanasan global.</div><div style="text-align: justify;">Dalam beberapa tahun terakhir tekanan terhadap terumbu karang semakin bervariasi dan juga semakin meningkat secara kuantitas maupun kualitas. Kejadian gempa bumi yang melanda lautan Indonesia pada 2004 juga mengakibatkan kerusakan pada terumbu namun tidak dapat dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari perubahan iklim juga semakin banyak terjadi pada banyak terumbu karang. Dari analisis diperkirakan pada 2015, sekitar 50% populasi dunia hidup di sepanjang pesisir, sebuah bahaya yang sangat besar terhadap masa depan terumbu karang. Peningkatan kebutuhan pangan, komersialisasi aktifitas perikanan, dan krisis ekonomi global akan berujung pada penangkapan berlebih dan penurunan stok perikanan terutama di negara-negara miskin.</div><div style="text-align: justify;">Untuk mengatasi tantangan ini, kita semua perlu bekerja bersama. Dan terlibat dalam konservasi bisa dimulai dari hal yang sangat mudah, dan tidak njelimet. Mulai dari hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan sendiri, bergabung dengan gerakan-gerakan sukarela, atau dengan terlibat langsung di kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konservasi</div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-61765898529415075812010-11-21T00:10:00.000-08:002010-11-21T00:10:17.641-08:00aneh,Ikan Bertangan Yang Tidak Berenang, Tapi Berjala<h3 class="post-title entry-title"> </h3><div class="post-body entry-content"> <span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia; font-size: 13px;">aneh,,</span></div><div class="post-body entry-content"><span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia; font-size: 13px;">itulah yang hanya saya bilang,,</span></div><div class="post-body entry-content"><span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia; font-size: 13px;">penasaran???</span></div><div class="post-body entry-content"><span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia; font-size: 13px;">liat aja blog saya dibawah ini.....</span></div><div class="post-body entry-content"><span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia; font-size: 13px;">penampakan ikan ini terliat sktar tahun 1990-an dan ikan ini merupakan salah satu jenis terbaru dr ikan bertangan lainnya.<br />
Ikan ini tampak ganjil karena tidak berenang dan itu menjelaskan kalau kenapa lokasi ikan ini adanya di dasar lautan.<br />
Yang anehnya ikan ini menggunakan "tangannya" yg seharusnya menjadi sirip untuk berjalan.<br />
Lokasi ditemukan ikan tersebut ada di daerah Tasmania,Pulau Australia</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="font-family: georgia; margin: 5px 20px 20px;"><div class="smallfont" style="font-size-adjust: none; font-size: 11px; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for <i>Ikan bertangan yg tidak berenang tp berjalan</i>: <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="background-color: #e1e4f2; border-style: inset; border-width: 1px; color: black; margin: 0px; padding: 6px;"><div><img alt="" border="0" src="http://img573.imageshack.us/img573/2162/handfish1.jpg" /></div></div></div><br />
<span style="font-family: georgia;"> Ikan yang berwarna pink ini ditemukan hanya sebesar 4inch atau sama dengan 10cm..kecil bukan</span><br />
<br />
<div style="font-family: georgia; margin: 5px 20px 20px;"><div class="smallfont" style="font-size-adjust: none; font-size: 11px; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for <i>Ikan bertangan yg tidak berenang tp berjalan</i>: <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><div class="alt2" style="background-color: #e1e4f2; border-style: inset; border-width: 1px; color: black; margin: 0px; padding: 6px;"><div><img alt="" border="0" src="http://img261.imageshack.us/img261/1535/handfish2.jpg" /></div></div></div><br />
<div class="smallfont" style="font-size-adjust: none; font-size: 11px; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for <i>Ikan bertangan yg tidak berenang tp berjalan</i>: <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Show" /></div><img alt="" border="0" src="http://img810.imageshack.us/img810/2254/handfish3.jpg" /><br />
<br />
<span style="font-size: 85%;"><br />
Sumber : http://patasnews.blogspot.com/2010/11/ikan-bertangan-yg-tidak-berenang-tp.html</span> </div>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-84903284717521168282010-09-29T03:31:00.000-07:002010-09-29T03:34:51.710-07:00ada apa dengan air????<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TKMV4gZo-SI/AAAAAAAAATo/odCoaOmd1dY/s1600/air-putih.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 260px; height: 286px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TKMV4gZo-SI/AAAAAAAAATo/odCoaOmd1dY/s400/air-putih.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5522281628600695074" /></a><br />Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-48211436757622379532010-09-29T03:00:00.000-07:002010-09-29T03:03:04.534-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TKMOv2G0USI/AAAAAAAAATg/9mFGKxW5i74/s1600/karaoke_wideweb__470x310,0.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 264px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TKMOv2G0USI/AAAAAAAAATg/9mFGKxW5i74/s400/karaoke_wideweb__470x310,0.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5522273783227109666" /></a><br /><br />Pencemaran Limbah Padat<br />1. Jenis Limbah Padat<br />Limbah padat adalah segala sesuatu yang tidak terpakai dan berbentuk padat atau setengah padat. Limbah padat dapat berupa campuran berbagai bahan baik yang tidak berbahaya (sisa makanan) maupun berbahaya (limbah bahan berbahaya dan beracun dari industri). Adanya limbah padat yang terkontaminasi mikroorganisme dapat berdampak pada timbulnya berbagai gangguan kesehatan. Gas-gas yang dikeluarkan dalam proses pembusukan, pembakaran, ataupun pembuangan limbah juga dapat mengganggu kesehatan.<br />Cairan yang dihasilkan dari penguraian limbah organik padat disebut leachate (lindi). Lindi dapat menyerap zat-zat pencemar di sekelilingnya sehingga di dalam lindi terdapat mikroba patogen, logam berat, atau zat berbahaya lain. Keadaan ini dapat mencemari air tanah dan jika terminum, dapat menimbulkan penyakit. Limbah padat yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi vektor penyakit.<br />2 ) Daur Ulang Limbah Padat<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TKMOivL53RI/AAAAAAAAATY/GfOA6BiuUdQ/s1600/20090605195936.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 325px; height: 230px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_ntI35FvlmHg/TKMOivL53RI/AAAAAAAAATY/GfOA6BiuUdQ/s400/20090605195936.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5522273558031097106" /></a><br />Pengolahan limbah padat dapat dimulai dengan pemisahan limbah sesuai dengan karakteristiknya, yaitu limbah yang dapat terurai dan yang tidak dapat terurai. Salah satu contoh limbah padat adalah sampah rumah tangga.<br />Sampah yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme adalah sampah organik, sedangkan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh makhluk hidup adalah limbah padat yang mengandung bahan anorganik. Jika ada yang dapat didaur ulang, sebaiknya dilakukan daur ulang atau dimanfaatkan kembali, tetapi jika tidak memungkinkan, bakarlah sampah anorganik tersebut untuk memperkecil volumenya.<br />Limbah padat anorganik yang beracun dan berbahaya harus dikelola secara khusus, misalnya, dengan menggunakan incinerator dengan beberapa komponen penyusunnya, seperti tungku pembakar, ruang purna bakar, unit pembersih gas buang, dan cerobong asap. Limbah padat organik yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun dapat diproses secara biologi agar dapat diubah menjadi produk yang berguna, contohnya, biogas atau kompos, seperti pada pengolahan air limbah. Limbah padat secara biologi dapat dilakukan<br />dengan proses aerobik (pembuatan kompos) dan anaerobik (pembuatan biogas). Limbah padat organik yang berupa sisa makanan dapat diolah menjadi makanan ternak (animal feeding). Pengolahan limbah padat harus dilakukan secara bijak sehingga pengetahuan tentang karakteristik limbah padat harus dikuasai.<br />Semua cara untuk mengatasi pencemaran lingkungan tersebut tidak akan terwujud tanpa peran serta seluruh anggota masyarakat, baik itu di perkotaan maupun di perdesaan. Hendaknya kita semua melakukan dengan penuh kesadaran bahwa lingkungan yang bersih dan sehat dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Kesadaran untuk mencintai lingkungan ini tidak datang begitu saja, tetapi harus ditanamkan sejak dini. Banyak cara untuk menanamkan cinta lingkungan kepada anak-anak. Salah satunya adalah dengan mengarahkannya untuk tidak membuang sampah sembarangan, mengadakan lomba kebersihan antarkelas, dan tidak membuang air kecil atau air besar di sembarang tempat.<br /><br />sumber:http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990219-pencemaran-limbah-padat/kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-62686468938529177382010-09-23T03:04:00.000-07:002010-09-23T03:04:07.665-07:00ikan putih tawau_mvi0035<object style="background-image:url(http://i1.ytimg.com/vi/T0lQilV8PFI/hqdefault.jpg)" width="425" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/T0lQilV8PFI?fs=1&hl=en_US"><param name="allowFullScreen" value="true"><param name="allowscriptaccess" value="always"><embed src="http://www.youtube.com/v/T0lQilV8PFI?fs=1&hl=en_US" width="425" height="344" allowScriptAccess="never" allowFullScreen="true" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash"></embed></object>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052751225417870336.post-712315717319638382010-09-23T03:03:00.000-07:002010-09-23T03:03:37.251-07:00pancing ikan tembaring<object style="background-image:url(http://i3.ytimg.com/vi/N5KKnIlRJJA/hqdefault.jpg)" width="425" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/N5KKnIlRJJA?fs=1&hl=en_US"><param name="allowFullScreen" value="true"><param name="allowscriptaccess" value="always"><embed src="http://www.youtube.com/v/N5KKnIlRJJA?fs=1&hl=en_US" width="425" height="344" allowScriptAccess="never" allowFullScreen="true" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash"></embed></object>kapiekhttp://www.blogger.com/profile/10782488268776486449noreply@blogger.com0