Rabu, 26 Mei 2010

pencemaran pada anadonta



ABSTRAK Logam Cr merupakan salah satu logam berat yang bersifat toksik bagi makhluk hidup. Cr memiliki kemampuan penetrasi yang cepat ke dalam sel. Logam Cr dapat menghambat kerja enzim dalam tubuh sehingga fungsi metabolisme dan fisiologis terganggu. Anodonta woodiana Lea merupakan salah satu hewan akuatik yang rentan terhadap logam berat. Hewan ini bersifat filter feeder yang hidup di dasar perairan dengan mobilitas yang kecil. Hewan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bioindikator kualitas perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pencemaran logam Cr terhadap kualitas air Sungai Serang secara fisik (suhu), kimia (pH dan DO), dan biologi dengan melihat indeks ketebalan cangkang dan struktur anatomi insang Anodonta woodiana Lea. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan melakukan pengambilan sampel di Sungai Serang pada tiga stasiun. Pengukuran faktor fisik dan kimia dilakukan langsung di tempat dengan tiga kali ulangan. Analisa logam berat dengan menggunakan FAAS dan pembuatan preparat mikroanatomi dilakukan di laboratorium.Data perbedaan kandungan logam Cr dianalisa dengan ANAVA jika ada beda nyata dilanjutkan ke uji DMRT taraf signifikansi 5%. Sedangkan hubungan antara faktor lingkungan dengan kandungan logam Cr dianalisa menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian kualitas perairan Sungai Serang masih berada pada rentang baku mutu PPRI No. 82 Tahun 2001 dengan suhu 29,7ÂșC, pH 7,39 dan DO 4,91 ppm dan kandungan logam Cr pada air sebesar 0,05 ppm. Kata Kunci : Logam Cr, Kualitas air, Anodonta woodiana Lea


Untuk mengetahui hubungan pemaparan logam Cu dalam air terhadap kerang air tawar maka dilakukan percobaan pemaparan dengan air yang mengandung Cu. Pengaruh yang diukur adalah kadar Cu dan kadar protein dalam tubuh kerang.
Penelitian ini menggunakan kerang air tawar spesies Anodonta woodiana. Kerang dipaparkan selama empat minggu dalam air dengan konsentrasi Cu 0,02 ppm, 0,04 ppm, 0,06 ppm dan kontrol 0,00 ppm. Kadar Cu dan kadar protein dalam tubuh kerang diperiksa setiap minggu. Analisa Cu dilakukan dengan metode AAS dan kadar protein menggunakan metode Kjeldahl.
Analisa Cu menunjukkan peningkatan kadar Cu dalam tubuh kerang setelah pemaparan. Pola kenaikan kadar Cu tidak sama, dimana pola kenaikan terbesar terjadi setelah minggu keempat. Uji statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara perlakuan dengan akumulasi Cu dalam tubuh kerang.
Analisa protein menunjukkan kenaikan kadar protein setelah pemaparan minggu kedua dan menurun setelah minggu ketiga dan keempat. Pola perubahan kadar protein bervariasi antar berbagai perlakuan. Uji statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara perlakuan dengan perubahan protein dalam tubuh kerang.
Uji korelasi hubungan antara kadar Cu dalam tubuh kerang dengan kadar protein menunjukkan adanya korelasi positif antara keduanya dengan tingkat hubungan yang cukup baik (koefisien korelasi r = 0,836).

Senin, 17 Mei 2010

Kerang



Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska).
Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan ekonomi.

* Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang (lihat Bivalvia). Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika. Contoh pemakaian seperti ini dapat dilihat pada istilah "kerajinan dari kerang".
* Kata kerang dapat pula berarti semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek. Ke dalamnya termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan, seperti kerang darah dan kerang hijau (kupang awung), namun tidak termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan tetapi menggeletak di pasir atau dasar perairan, seperti lokan dan remis.
* Kerang juga dipakai untuk menyebut berbagai kerang-kerangan yang bercangkang tebal, berkapur, dengan pola radial pada cangkang yang tegas. Dalam pengertian ini, kerang hijau tidak termasuk di dalamnya dan lebih tepat disebut kupang. Pengertian yang paling mendekati dalam bahasa Inggris adalah cockle.
* Dalam pengertian yang paling sempit, yang dimaksud sebagai kerang adalah kerang darah (Anadara granosa), sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo-Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjual hasil laut.

Ciri-ciri umum

Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.

Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.

Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya.

Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.

Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.

Bivalvia



Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan: memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang). Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas.

Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau. Mutiara dihasilkan oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan.
Sistematika

Klasifikasi berikut adalah berdasarkan klasifikasi Newel (1965) yang didasarkan pada morfologi. Hingga sekarang belum tersedia filogeni yang dapat sepenuhnya dipercaya. Beberapa kelompok diketahui parafiletik, terutama Anomalodesmata. Terdapat pula sistematika alternatif berdasarkan morfologi insang dari Franc (1960) dan disebutkan bila perlu pada daftar di bawah. Franc memisahkan Septibranchia dalam kelompok tersendiri, meskipun secara molekular malah membuat Eulamellibranchia menjadi parafiletik.

Subkelas Palaeotaxodonta (Protobranchia menurut Franc)

* Ordo Nuculoida

Subkelas Cryptodonta (Protobranchia menurut Franc)

* †Praecardioida
* Solemyoida

Subkelas Pteriomorphia (tiram, kupang, dll., Filibranchia menurut Franc)

* Arcoida
* †Cyrtodontoida
* Mytiloida
* Ostreoida – semula termasuk Pterioida
* †Praecardioida
* Pterioida

Subkelas Paleoheterodonta (Eulamellibranchia menurut Franc)

* †Trigonioida
* Unionoida (jenis-jenis kupang air tawar)
* †Modiomorpha

Subkelas Heterodonta (mencakup remis, lokan, dan kerang-kerang yang biasa dikenal, Eulamellibranchia menurut Franc)

* †Cycloconchidae
* †Hippuritoida
* †Lyrodesmatidae
* Myoida
* †Redoniidae
* Veneroida

Subkelas Anomalodesmata ((Eulamellibranchia menurut Franc)

* Pholadomyoida

Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Bivalvia

Layur (Trichiurus lepturus)



Layur (Trichiurus lepturus) merupakan ikan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di banyak perairan dunia. Jenis yang ditemukan di Pasifik dan Atlantik merupakan populasi yang berbeda.

Ukuran tubuhnya dapat mencapai panjang 2m, dengan berat maksimum tercatat 5kg dan usia dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari berkeliaran di perairan dangkal dekat pantai yang kaya plankton krustasea. Pada waktu malam ikan ini mendekat ke dasar perairan.

Layur mudah dijumpai di tempat penjualan ikan di Indonesia. Ia juga menjadi ikan umpan. Orang Jepang menyebutnya tachiuo dan memakannya mentah (sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea menyebutnya galchi dan mengolahnya dengan digoreng atau dibakar. Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya.

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Ordo: Perciformes
Famili: Trichiuridae
Genus: Trichiurus
Spesies: T. lepturus

macam-macam pancing


1. Umpan alami : umpan ini tersedia di alam, umpan alami adaah merupakan umpan yang menggunakan umpan berupa tumbuh – tumbuhan, biji – bijian maupun jenis – jenis serangga yang merupakan makanan asli dari ikan tersebut di tempat liar. Umpan alami dapat berupa tumbuh – tumbuhan seperti lumut dan daun talas.untuk ikan nila dan mujair, gurami atau berupa hewan dan serangga sepert : cacing, jangkrik, capung, gangsir, belalang, laron untuk berbagai ikan seperti nila, mujair, lele, wader, gurami. di beberapa tempat seperti daerah Blitar penulis sempat mengetahui umpan alami yang lain daripada yang lain yakni -maaf-kotoran manusia. Umpan ini memang sering digunakan untuk memancing ikan Baderbang alias Bader Abang ( Bader Merah ). Ikan ini hamper seperti ikan tawes yang memiliki sirip berwarna merah dengan aroma dari umpan alami ini ikan bader lebih mudah di tangkap katannya. Waduh…gak kebayang deh gimana baunya.. J…mak nyuss..
2. Umpan Buatan : merupakan umpan yang di produksi oleh pabrik atau oleh home industri. Dengan menggunakan bahan – bahan dari alam ditambah pengawet plus aroma buatan. Pellet adalah termasuk dalam criteria ini. Umpan buatan sebenarnya dibuat dari bahan – bahan alami : jagung, umbi jalar, dedak ditambahkan sardine dll dan untuk mengelabui penciuman ikan diberikan aroma buatan baik aroma buah- buahan atau aroma amis ikan. Untuk membuat sendiri pun anda dengan mudah bisa melakukannya. Dengan cara tradisional. Bedanya Cuma pada keawtannya kok. Kalau ingin praktis, silahkan mengunjungi took pancing terdekat sesuaikan dengan target sasaran pancingan anda.
3. Umpan tabur : jenis umpan ini hanyalah merupakan stimulus alias pengecoh ikan agar mau mendekat ke lapak kita. Umpan tabor diberikan sebelum kita memancing. Umpan tabur akan mengumpulkan ikan dekat dengan lokasi mancing kita sehingga saat kita mulai memancing ikan sudah mengumpul. Sebaiknya umpan tabor tidak terlalu banyak di berikan supaya ikan tidak kekenyangan sebelum mulai memancing.
4. umpan palsu : umpan palsu merupakan umpan yang dibuat oleh pabrik yang berbentuk menyerupai serangga yang di sukai ikan, biasanya di buat dari bulu – bulu dan plastic atau bahan lain. Untuk lokasi mancing Indonesia sangat jarang sekali umpan ini dipakai, biasanya di pakai untuk pemancing di luar negri atau malah untuk memancing di laut.

cara merangkai kail

Cara membuat rangkaian pancing :

1.Sediakan kenur leader (pengikat kail) sekitar 50 cm dan kili-kili, masukkan ujung kenur dua kali (2x), sisi yang berujung pendek +/- 15 cm. (gambar “a”).

2.Dengan sisi yang panjang, lilitkan sebanyak 10x (b) masukkan ujungnya ke celah tekukan kenur. Tahan sisi pendek tarik sisi panjang sampai mengetat (c).

3.Simpulkan kedua ujungnya secara renggang +/- 20 lilitan simpul (d). Buat celah di tengah lilitan simpul tadi, lalu masukkan mulai dari kili-kilinya hingga rapat di batas ikatan pertama yang mengetat (e).

4.Tarik perlahan-lahan kedua ujungnya, bantu meratakan dengan jari sampai ketat (f). Sampai di sini berarti telah dapat dihasilkan rangkai pancing 2 cabang.

5.Untuk membuat 3 cabang dst. Ambil bagian kenur yang panjang, tekuk kenur simpulkan 3~5x (g), atur jarak ikatan ini dengan kili-kili ini lebih pendek dari sisi yang satunya. Ketatkan simpul tersebut, potong rata hingga seperti gambar (h).

6.Ulangi menyimpul renggang 20 lilitan seperti pada (d) tadi dan masukkan ke celah lilitan mulai dari kili-kili hingga batas ikatan mengetat yang kedua (i).

7.Tarik kedua ujung perlahan-lahan, ratakan hasil ikatan yang mengetat bila perlu bantu dengan jari. Hingga akhirnya terbuatlah rangkaian 3 cabang (j).

8.Untuk membuat 4, 5 cabang dst., gunakan kenur leader lebih panjang lagi dan pada saat membuat simpul seperti gambar (g) potonglah kenur hingga menghasilkan sisi pendek kira-kira 15 cm dan sisanya menjadi sisi yang panjang untuk membuat cabang selanjutnya.

I. Tekuk kenur pengikat kail, satukan dengan mata kailnya dan pegang dengan ibu jari dan telunjuk kiri.
II Buat lilitan hingga batang kail dan tekukan kenur masuk ke dalam lilitan.
III Lilitan untuk leader yang agak besar cukup 5 lilitan, semakin kecil ukuran leader semakin banyak jumlah lilitannya.
IIII Tarik ujung dan pangkal kenur hingga mengetat.
Periksa apakah ikatan yang mengetat tadi masih dapat meloloskan kenur, bila masih sebaiknya ulangi lagi. Maksimalkan kekuatan ikatan dengan meneteskan power glue.
Kenur yang dipakai membuat rangkaian sebaiknya menggunakan kenur khusus leader atau untuk mengikat kail, biasanya warnanya hitam, agar tidak mudah melintir.
Diameter kenur sesuaikan dengan kebutuhan dan nomor kail. Kail kecil dengan kenur yang kecil atau sebaliknya.


(taken from site “Mancing Ikan Mas Galatama“)

Dolphin Speak! ... A Sequel!

mancing di air laut,,enak euy


Memancing ikan air laut adalah kegiatan, olahraga, hobi atau salah satu cara menangkap ikan dilaut dan dilakukan mulai dari pinggir pantai hingga ke tengah laut dengan menggunakan bantuan alat pemancing ikan.

Di air laut, memancing ikan pada zaman ini dapat dilakukan dengan cara:

* Memancing pinggir laut
* Memancing tengah laut
* Memancing permukaan laut

Selain itu kondisi saat memancing ikan di laut dapat dilakukan pada siang hari (dari pagi hingga petang) dan juga malam hari. Namun semua kegiatan memancing di laut kadang selalu tergantung juga dengan keadaan cuaca di sekitarnya.
Faktor Cuaca

Tidak setiap pemancingan ikan di laut selalu berhasil dengan baik. Saat memancing ikan dilaut, faktor cuaca atau faktor alam sangat berpengaruh pada hasil tangkapan. Faktor cuaca biasanya tergantung dari bermacam faktor.

Robot Fish

pancing dan memancing


1. MANCING DASARAN (Bottom Fishing).
Mengapa disebut “Mancing Dasaran”?. Karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan ikan yang berada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular dikalangan pemancing. Ikan yang menjadi target biasanya adalah Kakap Merah,Jenaha, Kurisi, Kuwe, Krapu, Salem dan beberapa ikan dasar lainnya. Terkadang Tenggiri dan Barracuda juga dapat dipancing dengan cara ini. Mancing dasar menggunakan joran standar dan bisa menggunakan reel spinning atau open (overhead) reel) atau malahan pakai tangan saja (hand line) yaitu cara tradisional. Ukuran pancing yang digunakan berkisar antara nomor 3/0 sampai 1/0.

Mancing dasar harus menggunakan pemberat (timah atau besi) yang beratnya tergantung pada kencangnya arus diperairan tersebut. Diperairan kepulauan Seribu mungkin cukup menggunakan timah yang maksimal 210 gram ( no.7J) beratnya tapi di sekitar Merak, Anyer dan Muara Binuangeun mungkin harus sampai 420 gram beratnya (No.14J). Umpan yang populer digunakan di perairan P. Seribu adalah udang hidup yang biasanya dibeli dari bagan bagan pada pagi hari atau menggunakan cumi serok (sudah mati). Di daerah Selat Sunda dan Muara Binuangeun pemancing biasanya menggunakan cumi yang di iris iris atau utuh (cumi kecil) dan/atau irisan ikan tongkol atau ikan lain yang dagingnya alot! Bila pemancing melontarkan kail yang diberati timah kedalam air, apakah dari perahu atau dari dermaga biasanya menimbulkan bunyi ”jebluk” sehingga cara mancing seperti ini juga secara populer disebut teknik mancing ”jeblukan”

2. NGONCER.
Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup (LIVE BAIT) sebagai umpan. Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti (snaps wivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10.cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa, seperti Tenggiri dan Barracuda menyambar umpan hidup tadi. Terkadang digunakan pula balon, yang berguna agar ikan tidak berenang ke bawah, sehingga ikan selalu berada di permukaan (1-2m dari permukaan) . Tehnik ini yang sangat efisien dan efektif untuk mancing tenggiri di Kep. Seribu dan mancing ikan permukaan di perairan sekitar Muara Binuangeun. Banyak pemancing sangat menggandrunginya.

3. TROLLING (Tonda).
Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini harus menggunakan reel khusus (Open Reel) yang cukup kuat dan joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Trolling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi besar dengan rambut berurai tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
Jarak umpan dari kapal sekitar 20-100m tergantung dari ukuran umpannya. Cara ini sangat populer digunakan di perairan sekitar Binuangeun dan Ujungkulon dan kadang-kadang juga digunakan di daerah Kep. Seribu atau di Selat Sunda bagian utara walaupun jarang sekali berhasil karena sudah tidak banyak ikan pelagis diatas 10 kg.
Kalau kita trolling menggunakan umpan rapala biasanya boat melaju dengan kecepatan sampai dengan 8 knot masih bisa. Kalau ikan Wahoo yg menjadi target maka Rapala biasanya di troll dg kecepatan setinggi-tingginya. Kalau ikan jenis lain sekitar 4-6knot. Kalau menggunaka “Kona head”, agar sempurna efek “smoke trail”nya biasanya ditarik dg speed sekitar 11 knot keatas. Jadi umumnya penggunaan rapala tidak bersamaan dengan konahead.
Umumnya kalau pakai diving minnow spt. Rapala , kecepatan nya tidak lebih dari 6 knots tetapi kalau pakai konahead atau sejenis , kecepatannya berkisar antara 8 ~ 12 knots . Kalau trolling pakai umpan jahit saya biasanya pake speed sekitar 5 - 8 knot.
Unit ” knot ” adalah ” nautical miles per hr ” , kalau conversinya ke mile yang umumnya digunakan di darat, 1 nautical miles = 1.15 miles ( approx. ). Nautical mile/hour = 1.8km/jam. Jadi kalau kapal kecepatan nya 20 knots = 23 mph.
Untuk trolling dengan target ikan pelagis berukuran sedang sampai kecil misalnya di danau, muara atau rawa bakau (mangrove) sebenarnya kita tidak perlu menggunakan joran dan reel trolling khusus. Cukup menggunakan joran dan reel yang biasa digunakan untuk jigging karena biasanya lebih kuat dari joran dan reel yang digunakan untuk mancing dasaran.

4. CASTING,
Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan diatas kapal yang sedang berhenti / jalan dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm karena berbeda dengan Popping (lihat teknik nomor lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m). Reel yang digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai 20 gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk Popping dan Jigging (lihat nomor 7 dan 8 ) dikategorikan sebagai Sportfishing yaitu mancing sambil ber olah-raga!

5. SURF CASTING.
Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Walaupun teknik dasarnya hampir sama dengan casting yaitu melontarkan umpan sejauh jauhnya tetapi dalam Surf Casting, umpan yang di lontarkan justru dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat dia jatuh. Oleh karena itu teknik mancing ini harus menggunakan timah pemberat untuk menahan agar umpan tidak bergerak kesana kemari dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga bukanlah umpan palsu (tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang yang ditemukan dipesisir. Pelontaran umpan tidak dilakukan secara sembarangan tetapi harus ditujukan ke cekukan cekukan/celuk yang diperkirakan ada ikan. Selain daripada itu surf casting biasanya dilakukan pada waktu pasang naik karena pada saat itulah ikan ikan mendekati pantai untuk mencari makanan. Selain dipantai, teknik surf casting juga bisa dilakukan di muara sungai, juga pada saat laut pasang!

6. ROCK CASTING.
Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik Surf Casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam. Teknik dasarnya juga sama yaitu melontarkan umpan sejauh jauhnya dan umpan yang di lontarkan dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat dia jatuh. Oleh karena itu teknik mancing ini harus menggunakan timah pemberat untuk menahan agar umpan tidak bergerak kesana kemari dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga bukanlah umpan palsu (tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang yang ditemukan dipesisir. Seperti dalam Surf Casting, pemancing biasanya tidak memegangi jorannya terus menerus tetapi menempatkannya disuatu tempat atau pada penyangga yang kokoh dan mengamati dari kejauhan sampai umpannya disambar ikan. Memancing dengan teknik Rock Casting sebenarnya sangat berbahaya karena pemancing harus memanjat tebing dan mencari spot diatas permukaan batu karang yang tingginya dari permukaan laut antara 2 m sampai 20 m. Yang hanya 4 m dari permukaan laut dapat tiba tiba dikelilingi air laut dan terpisah dari daratan pada saat pasang naik. Lokasi yang sangat tinggi juga sangat berbahaya karena ada bahaya terjatuh kedalam laut. Oleh karena itu teknik ini biasnya hanya dilakukan oleh pemancing yang suka mencari petualangan. Para ahli menasihatkan agar mereka yang senang ”Rock Casting” selalu melakukannya bersama teman agar bisa saling menolong.

7. JIGGING
Menurut para ahli, Jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas. Pada saat ini, spot yang paling populer untuk teknik Jigging bagi para pemancing Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten adalah di perairan Muara Binuangeun sekitar Pulau Deli dan di Sea Mount Reef yang lokasinya antara Lampung Barat dengan Ujung Kulon. Jigging biasnya dilakukan pada spot yang terdiri dari terumbu karang atau tubiran dengan kedalaman antara 50 sampai 100 m. Jig yang digunakan biasanya adalah yang memiliki berat minimal 100 gram agar terjun dengan cepat menuju dasar laut. Beberapa pemancing menggunakan jig yang beratnya mencapai 250 atau 400 gram tergantung jenis ikan yang menjadi sasaran. Memancing dengan teknik Jigging memerlukan peralatan yang berbeda dari teknik Popping atau Casting. Joran yang digunakan cenderung lebih kaku dan pendek (antara 150 sampai 170 cm), agak lebih kaku dari joran untuk mancing Dasaran. Joran untuk jigging hampir mirip dengan joran Trolling tetapi lebih kecil ukurannya dan terdiri dari 2 sambungan yang sambungannya berada diujung pangkal joran (butt). Reelnya juga harus lebih kokoh dibandingkan dengan reel untuk popping walaupun pada dasarnya bisa ditukar-tukar. Seperti telah disebutkan diawal sewaktu Jigging, jig tidak diayunkan ke spot yang dijadikan target tetapi dicemplungkan dan dibiarkan meluncur ke dasar laut secepat mungkin kemudian segera menggulung reel dengan cepat sambil sesekali disentak sentak. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami tetapi berenang menuju keatas sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Jigging biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang lego jangkar dan berdiam ditempat. Bila terjadi strike, jig biasanya tiba tiba terasa berat dan ada yang menarik sehingga harus segera dilakukan ”fight” agar ikan tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang. Seperti juga dalam Popping, tantangan utama dalam jigging adalah justru mempertahankan agar ikan yang menyambar jig tidak bisa lari dan bersembunyi dibalik karang. Bila ini terjadi maka yang biasanya terjadi adalah jig terpaksa diputuskan/dikorbankan. Istilah para pemancing Indonesia adalah menjadi sesajen untuk laut selatan (bila terjadinya di Binuangeun).

8. POPPING.
Teknik Popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok Casting. Tetapi teknik Popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung dengan cincin (guide) berukuran besar agar kenur dapat meluncur dengan cpat dan digulung kembali dengan lancar. Joran yang lebih panjang akan menghasilkan pelontaran umpan yang lebih jauh. Reel yang digunakan biasanya kelas 6000 keatas dan kenurnya adalah benang PE (Braided) kelas 5 (50 lbs) sampai 8 (80 lbs). Sesuai dengan sebutannya, teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan buatan) yang disebut Popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram. Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”Chugger” yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut ”Pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus. Teknik Popping hampir sama dengan Casting yaitu mengayunkan umpan tiruan ke spot yang dijadikan target kemudian menggulung reel dengan cepat. Setiap setelah beberapa putaran popper disentak (bila umpannya Chugger) lalu menggulungnya lagi. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami, sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Perbedaan utama antara Popping dengan Casting adalah bahwa Popping biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang ”stand bye”. Artinya mesin kapal tetap hidup dan jangkar tidak diturnkan agar kapal bisa segera mundur bila telah terlalu dekat ke karang atau bila umpan disambar ikan target agar ikan tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang. Teknik ”popping” sangat populer di perairan Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur (sekitar Pulau Komodo) dan banyak dilakukan oleh orang asing, seperti Jepang, Korea dan juga Indonesia. Popping sekarang sangat populer dikalangan pemancing hobbyist Indonesia terutama untuk memancing Tuna pada waktu musimnya dan GT (Grand Trevally/Kuwe Gerong) yang bisa dilakukan kapan saja asal di spot yang tepat. Spot yang paling populer untuk pemancing Jabodetabek dan Banten saat ini adalah di sekitar Karang Tungku Tiga dan Batu Mandi sekitar Pulau Sanghyang, Tanjung Tua dan Karang Krekah dekat Bakauhuni, di Karang Jajar dan sekitar Pulau Panaitan, Ujungkulon. Semua spot ini berada di wilayah perairan Selat Sunda. Gerombolan ikan Tuna sirip kuning biasanya muncul sekitar bulan Maret-April di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

9. Mancing GARONG.
Cara mincing ini secara popular diplesetkan dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis kail yang bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing “GARONG”. Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb. Mancing garong ini biasanya menggunakan joran TEGEK yaitu joran tanpa kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6 meter dan “teleskopik” (joran antena). Mancing cara “garong” ini harus menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100 cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata pancing hanya 2 sampai 3 m. Mancing ini umumnya menggunakan umpan lumut laut yang banyak tersedia di bebatuan di pantai. Kadang kadang orang menggunakan nasi atau kue. Umpan tersebut tidak ditempelkan di pancing tetapi dijepit oleh kenur kira kira 1 - 2 cm diatas pancing. Target yang utama adalah ikan Baronang, Botana, dan terkadang juga ikan Kakak Tua. Tehnik ini murah tetapi sangat unik, eksentrik dan sebenarnya sangat sulit. Mancing “garong” tidak memerlukan perahu atau kapal karena dilakukan dari pinggiran seperti dermaga, batu batu (beton) pemecah ombak, atau jembatan di sekitar pantai. Oleh karena itu, teknik mancing yang satu ini dianggap yang paling murah biayanya dan banyak orang sangat menikmatinya dan benar-benar ketagihan!

Robot Fish Underwater Field Trials

Robot Fish

Robotic Fish - 2

Rabu, 12 Mei 2010

Tipsmemilh dan Menyimpan Ikan Biar Aman


Tips Menyimpan Ikan Biar Aman

Dibandingkan dengan daging binatang darat, ikan mengandung kadar lemak rendah, berjenis hydrososoluble dan mayoritas terdapat di hati ikan, bukan diserat dagingnya yang biasa kita makan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ikan yang segar adalah:


1. Matanya jernih dan tidak menggelembung

2. Sisiknya mengkilat dan melekat erat pada kulit

3. Dagingnya kuat dan kembali ke posisi semula setelah ditekan

4. Insangnya berwarna merah cerah

5. Tidak berlendir dan warnanya tidak pucat

6. Ikan segar, yang sudah dipotong-potong seharusnya dagingnya kuat dan tidak ngelambir

7. Baunya harus segar layaknya ikan dan tidak terlalu amis

Untuk memastikan keamanan makanan anda, sebaiknya anda mengikuti saran berikut ini jika anda ingin menyimpan ikan di rumah:


* Amankan ikan dengan pembungkus plastik (plastic wrap) dan simpan di dalam lemari es

* Sebaiknya setelah membeli ikan, anda langsung mengolahnya.

* Jika anda ingin menyimpannya di dalam freezer, tidak boleh disimpan lebih dari 6 bulan

* Untuk melelehkan ikan yang sudah beku, letakan ikan yang masih terbungkus plastik kedalam air dingin, dan tunggu hingga normal kembali.

* Jangan pernah mendinginkan ulang ikan yang sudah pernah didinginkan

* Jika anda ingin memasaknya, olahlah ikan tersebut, dan

* Cucilah tangan anda, talenan dan peralatan dapur dengan sabun, bilas hingga bersih

Walaupun ikan memiliki manfaat yang banyak, bukan berarti ikan tidak merugikan. Ada juga resikonya:

Racun; beberapa jenis ikan mungkin mengandung kontaminasi seperti merkuri, poliklorinasi bifenil, dioxin atau polusi kimia lainnya.

Bakteri; virus, parasit dan organisme yang menyebabkan berbagai penyakit juga dapat menyerang ikan dengan cara yang seperti terjadi di peternakan sapi atau ayam.

Dengan melakukan langkah -langkah di atas, mudah-mudahan anda terhindar dari kontaminasi dan menurunkan resiko keracunan makanan.(
sumber:http://berita8.com/news.php?tgl=2009-05-14&cat=10&id=11034

manfaat gamat atau teripang


Berdasarkan hasil penelitian diberbagai Universitas di seluruh dunia, ditemukan bahwa teripang/gamat emas sangat berkhasiat sebagai obat serbaguna dan antiseptik tradisional.

Teripang/gamat kaya akan grow factor sehingga dapat memperbaiki sel-sel rusak. kandungan protein hingga 82% dan asam lemak essensial mujarab memperkuat sel hati untuk mengeluarkan antibiotik. Karena itu juga teripang/gamat kerap disebut Imunomodulator. Lantaran kandungan kologen yang tinggi, teripang atau gamat ampuh melakukan regenerasi sel secara singkat.
Penyakit degeneratif yaitu penyakit yang ditandai dengan penurunan fungsi organ yang diakibatkan adanya kerusakan sel-sel jaringan yang luas, dengan kemampuan yang dimiliki teripang/gamat untuk memacu regenerasi sel yang tinggi maka teripang/gamat dapat berfungsi mencegah dan membantu mempercepat penyembuhan berbagai macam penyakit.
Penelitian mengungkapkan, teripang/gamat pada konsentrasi 50 mikrogram menggumpalkan dan menghadang sel kanker. oleh sebab itu pengidap kanker banyak yang berharap pada teripang/gamat.
selain itu, kandungan protein tinggi pada teripang/gamat yang mencapai 82%, baik diberikan pada penderita diabetes. Protein tinggi berperan meregenerasi sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Hasilnya Produksi insulin meningkat.
Banyak sekali manfaat teripang/gamat dalam menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif seperti :

* Stroke
* Jantung Koroner
* Kencing Manis & Luka Gangren
* Kanker (Tumor)
* Gagal Ginjal
* Chirosis Hepatis
* Asam Urat
* Rhematik
* Wasir
* Esteoporosis (Pengeroposan Tulang)
* Alergi Saluran Pernafasan (Bersin, Filek, Sinusitis, Asma)
* Alergi Kulit (Aksim, Gatal)
* Darah Tinggi
* Darah Rendah
* Kolesterol
* Penyempitan Pembuluh Darah
* Penurunan Fungsi Liver
* Rambut Rontok
* Pembesaran Prostat
* Dll.

kuda laut aja


Kuda laut adalah jenis ikan yang hidup di laut dari genus Hippocampus dan famili Syngnathidae. Hewan dengan ukuran yang bervariasi antara 16 mm (untuk spesies Hippocampus denise) sampai 35 cm ini dapat ditemukan di perairan tropis dan menengah di seluruh dunia. Kuda laut merupakan satu-satunya spesies yang jantannya dapat hamil.

Sirip dorsal pada kuda laut terletak pada bagian bawah sedangkan sirip pektoralnya terletak pada bagian kepala, di dekat insang. Beberapa spesies kuda laut berwarna transparan sebagian, sehingga tidak mudah terlihat.

Populasi kuda laut terancam karena penangkapan yang berlebihan. Kuda laut dimanfaatkan pada herbologi tradisional Tiongkok dan sebanyak 20 juta kuda laut telah ditangkap setiap tahunnya untuk keperluan ini. Impor ekspor kuda laut diatur dalam CITES sejak 15 Mei 2004.


Ada hampir jenis kuda laut, yang kebanyakan menghuni perairan tropika dan sedang. Berdasarkan survei dari Lourie et al. (2001), terdapat sembilan jenis yang ditemukan secara luas di Indonesia (diberi tanda § dalam daftar berikut ini) dengan satu di antaranya merupakan jenis baru (H. pontohi).

* Genus Hippocampus
o Hippocampus abdominalis Lesson, 1827 (New Zealand and south and east Australia)
o Hippocampus alatus Kuiter, 2001
o Hippocampus algiricus Kaup, 1856
o Hippocampus angustus GĂŒnther, 1870
o Hippocampus barbouri§ Jordan & Richardson, 1908
o Hippocampus bargibanti§ Whitley, 1970 (kuda laut kerdil; Indonesia, Philippines, Papua New Guinea, Solomon Islands, etc)
o Hippocampus biocellatus Kuiter, 2001
o Hippocampus borboniensis Duméril, 1870
o Hippocampus breviceps Peters, 1869 (south and east Australia)
o Hippocampus camelopardalis Bianconi, 1854
o Hippocampus capensis Boulenger, 1900
o Hippocampus colemani Kuiter, 2003
o Hippocampus comes§ Cantor, 1850
o Hippocampus coronatus Temminck & Schlegel, 1850
o Hippocampus denise Lourie & Randall, 2003
o Hippocampus erectus Perry, 1810 (east coast of the Americas, between Nova Scotia and Uruguay)
o Hippocampus fisheri Jordan & Evermann, 1903
o Hippocampus fuscus RĂŒppell, 1838 (Indian Ocean)
o Hippocampus grandiceps Kuiter, 2001
o Hippocampus guttulatus Cuvier, 1829
o Hippocampus hendriki Kuiter, 2001
o Hippocampus hippocampus (Linnaeus, 1758) (Mediterranean Sea and Atlantic Ocean)
o Hippocampus histrix§ Kaup, 1856 (Indian Ocean, Persian Gulf, Red Sea, and the Far East)
o Hippocampus ingens Girard, 1858 (Pacific coast of North, Central and South America)
o Hippocampus jayakari Boulenger, 1900
o Hippocampus jugumus Kuiter, 2001
o Hippocampus kelloggi§ Jordan & Snyder, 1901
o Hippocampus kuda§ Bleeker, 1852
o Hippocampus lichtensteinii Kaup, 1856
o Hippocampus minotaur Gomon, 1997
o Hippocampus mohnikei Bleeker, 1854
o Hippocampus montebelloensis Kuiter, 2001
o Hippocampus multispinus Kuiter, 2001
o Hippocampus pontohi§ Lourie and Kuiter, 2008
o Hippocampus procerus Kuiter, 2001
o Hippocampus queenslandicus Horne, 2001
o Hippocampus reidi Ginsburg, 1933 (Caribbean coral reefs)
o Hippocampus satomiae Lourie and Kuiter, 2008
o Hippocampus semispinosus Kuiter, 2001
o Hippocampus severnsi Lourie and Kuiter, 2008
o Hippocampus sindonis Jordan & Snyder, 1901
o Hippocampus spinosissimus§ Weber, 1913
o Hippocampus subelongatus Castelnau, 1873
o Hippocampus trimaculatus§ Leach, 1814
o Hippocampus whitei Bleeker, 1855 (east Australia)
o Hippocampus zebra Whitley, 1964
o Hippocampus zosterae Jordan & Gilbert, 1882 (Gulf of Mexico and the Caribbean)


Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Syngnathiformes
Famili: Syngnathidae
Genus: Hippocampus

Echinodermata

Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau enam kelas (enam bila Concentricycloidea dihitung) yang masih hidup sekarang mencakup

* Asteroidea bintang laut: sekitar 1.500 spesies yang menangkap mangsa untuk makanan mereka sendiri
* Concentricycloidea, dikenal karena sistem pembuluh air mereka yang unik dan terdiri dari hanya dua spesies yang baru-baru ini digabungkan ke dalam Asteroidea.
* Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan predator yang menunggu mangsa.
* Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir): dikenal karena duri mereka yang mampu digerakkan; sekitar 1.000 spesies.
* Holothuroidea (teripang atau ketimun laut): hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000 spesies.
* Ophiuroidea (bintang ular dan bintang getas), secara fisik merupakan ekinodermata terbesar; sekitar 1.500 spesies.

Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui dari fosil termasuk Blastoidea, Edrioasteriodea, Cystoidea, dan beberapa hewan Kambrium awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea seperti Gogia.

Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.

Banyak di antara anggotanya yang berperan besar dalam ekosistem laut, terutama ekosistem litoral pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan palung laut. Spesies bintang laut Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator utama di ekosistem pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan populasi tiram biru (Mytilus edulis)sehingga spesies yang lain dapat menghuni pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan. Contoh lain adalah Acanthaster planci yang memakan polip karang di perairan Indo-Pasifik. Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang mengatakan bahwa A. planci sebenarnya adalah predator yang penting untuk ekosistem terumbu karang, sehingga terjadi rekruitmen karang baru yang menggantikan koloni-koloni tua, juga mengurangi tekanan kompetisi antara satu spesies karang dengan yang lain.

Echinodermata mempunyai kemampuan untuk melakukan regenerasi bagian tubuhnya yang hilang, contohnya timun laut. Apabila timun laut merasa dirinya terancam, maka timun laut akan menyemprotkan organ tubuhnya agar mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri. Kelak, organ tubuh yang hilang akan tumbuh kembali

Klasifikasi Echinodermata
Hewan Echinodermata berdasarkan bentuk tubuhnya dapat dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea. Penjelasan masing-masing kelas dapat Anda ikuti dalam uraian berikut ini!

1. Asteroidea
Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan. Perhatikan gambar di samping ini.

Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.

2. Echinoidea


Jika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena tubuhnya dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng.
Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas.


3. Ophiuroidea


Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum)
Coba Anda perhatikan gambar di atas! Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).4. Crinoidea


Jika Anda pernah menyelam ke dasar laut, mungkin Anda mengira jenis hewan Crinoidea ini adalah tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut (Metacrinus sp).
Ciri lainnya mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai madreporit. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan tubuhnya kecil-kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai.

5. Holoturoidea


Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paru-paru air.

Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Jika Anda mengganggunya biasanya ia mengkerut.

Asteroidea(bintang laut)



Bintang laut, walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea. Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan. Rangka mereka berfungsi sebagai perlindungan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Mereka bergantung kepada kaki tabung yang terletak di bagian ventral lengan bintang ular, yang berfungsi untuk pergerakan dan membantu makan. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya bergerak mengikuti arus air laut.

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Echinodermata
Kelas: Asteroidea

Coral


Corals are marine organisms in class Anthozoa of phylum Cnidaria typically living in compact colonies of many identical individual "polyps". The group includes the important reef builders that inhabit tropical oceans, which secrete calcium carbonate to form a hard skeleton.

A coral "head," which appears to be a single organism, is a colony of myriad genetically identical polyps. Each polyp is typically only a few millimeters in diameter. Over many generations the colony secretes a skeleton that is characteristic of the species. Individual heads grow by asexual reproduction of individual polyps. Corals also breed sexually by spawning. Polyps of the same species release gametes simultaneously over a period of one to several nights around a full moon.

Although corals can catch small fish and animals such as plankton using stinging cells on their tentacles, most corals obtain most of their energy and nutrients from photosynthetic unicellular algae called zooxanthellae. Such corals require sunlight and grow in clear, shallow water, typically at depths shallower than 60 metres (200 ft). Corals can be major contributors to the physical structure of the coral reefs that develop in tropical and subtropical waters, such as the enormous Great Barrier Reef off the coast of Queensland, Australia. Other corals do not have associated algae and can live in much deeper water, with the cold-water genus Lophelia surviving as deep as 3,000 metres (9,800 ft). Examples live on the Darwin Mounds located north-west of Cape Wrath, Scotland. Corals have also been found off the coast of Washington State and the Aleutian Islands in Alaska. Corals coordinate behavior by communicating with each other.

Sabtu, 08 Mei 2010

GURAT SISI (linea lateralis) ikan

GURAT SISI (linea lateralis)

Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung sel-sel sensori dan pembuluh syaraf.

Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga juga berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitamya.

Pada beberapa jenis ikan, termasuk golongan Characin, linea lateralis merupakan satu garis panjang yang tidak terputus. Sedangkan pada kelompok ikan Cichlidae, linea lateralis yang dimiliki merupakan garis panjang yang terputus menjadi dua dengan potongan kedua berada di bagian bawah potongan pertama.

ORGAN GERAK (SIRIP) ikan

ORGAN GERAK (SIRIP)

Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan dengan dukungan alat gerak. Pada ikan, alat gerak yang utama dalam melakukan manuver di dalam air adalah sirip. Sirip ikan juga dapat digunakan sebagai sumber data untuk identifikasi karena setiap sirip suatu spesies ikan memiliki jumlah yang berbeda dan hal ini disebabkan oleh evolusi.

Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut berada pada tubuh ikan, yaitu :

1. Pinna dorsalis (dorsal fin)

Adalah sirip yang berada di bagian dorsal tubuh ikan dan berfungsi dalam stabilitas ikan ketika berenang. Bersama-sama dengan pinna analis membantu ikan untuk bergerak memutar.

1. Pinna pectoralis (pectoral fin)Adalah sirip yang terletak di posterior operculum atau pada pertengahan tinggi pada kedua sisi tubuh ikan. Fungsi sirip ini adalah untuk pergerakan maju, ke samping dan diam (mengerem).
2. Pinna ventralis (ventral fin)Adalah sirip yang berada pada bagian perut. ikan dan berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman.
3. Pinna analis (anal fin)Adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan.
4. Pinna caudalis (caudal fin)Adalah sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh dan biasanya disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip ini berfungsi sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) clan juga sebagai kemudi ketika bermanuver.
5. Adipose finAdalah sirip yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan. Letak sirip ini adalah pada dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis.
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :

1. Jari-jari sirip keras

Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.

2. Jari jari sirip lemah

Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbuku­buku.

3. Jari jari sirip lemah mengeras

Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.

Penggolongan ikan juga dapat dilakukan berdasarkan tipe pinna caudalis yang dimiliki suatu jenis ikan. Tipe pinna caudalis ikan secara umum terbagi atas :

1. Protocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai ujung ekor.
2. Diphycercal

Merupakan bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetris dengan ruas vertebrae terakhir tidak mencapai ujung sirip.

2 Heterocercal

Merupakan bentuk pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujung ventral lebih pendek.

3 Homocercal

Merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor.

BENTUK TUBUH ikan

BENTUK TUBUH

Kebanyakan ikan memiliki bentuk tubuh streamline dimana tubuh bagian anterior dan posterior mengerucut dan bila dilihat secara transversal, penampang tubuh seperti tetesan air. Penampang tubuh tersebut akan memberikan kemudahan ikan dalam menembus air sebagai media hidup. Bentuk tubuh tersebut biasanya dikatakan sebagai bentuk tubuh ideal (fusiform). Penampang tubuh ideal tersebut ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

Secara umum, bentuk tubuh ikan terbagi atas enam jenis yang terdiri dari :

1. Datar (flat/depressed)

Contoh : pari (Dasyatis sp),

ikan sebelah (Pseudopleuronectes americanus)

2. Ideal (Fusiform, streamline)

Contoh : hiu (Carcharinus leucas),

salmon, barracuda, tuna

3. Eel-like (elongated)

Contoh : lele (Clarias bathracus),

Lamprey

4. Pipih (ke bawah = depressed dan ke samping = compressed) Contoh : angel fish, butterfly fire

5. Bulat (rounded)

Contoh : buntal

6. Pita (ribbon)

Contoh : layur

LETAK MULUT (cavum oris) ikan

LETAK MULUT (cavum oris)

Mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi pada ikan. Bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam :

1. Mulut terminal, yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala

2. Mulut inferior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala

3. Mulut superior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala

SISTEM REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI

SISTEM REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI
Definisi : Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan/melestarikan spesies dengan menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai menjadi anak ikan dan seterusnya.
Organ-organ reproduksi :
Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel kelamin (gamet)
4. Gonad jantan : testes, biasanya sepasang, kiri dan kanan menghasilkan spermatozoa
5. Gonad betina : ovari/ovarium  menghasilkan telur
Tipe reproduksi :
Berdasarkan organ kelamin :
1. Biseksual (individu betina terpisah dari individu jantan) 2 macam
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu)
3 macam
3. Partenogenesis dan ginogenesis
Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa :
1. Eksternal (ovivar) : pembuahan di luar tubuh betina, perkembangan embrio di luar tubuh betina, jumlah telur ratusan s.d ribuan
2. Internal
a. vivipar : pembuahan di dalam tubuh betina, embrio mendapatkan sari makanan dari induk sampai menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan dari kuning telur
perlu organ penyalur spermatozoa :
- gonopodium (ikan seribu)
- clasper (cucut)



Berdasarkan perlindungan induk terhadap telur/anaknya :
1. tanpa perlindungan :
- telur banyak (ratusan ribu), ukuran kecil tongkol, patin, bandeng
- pemijahan di tempat terbuka

2. membuat sarang :
- tanpa ditunggu induk
- sarang dari daun-daunan, kayu, pasir
3. di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk
- di bebatuan, tenggelam di dasar
- di tanaman air
- diletakkan pada cangkang bivalva hidup
- diletakkan di pasir
4. perlindungan induk di luar tubuh
- buih/gelembung
- kayu/daun
- lubang/sarang
5. perlindungan induk di dalam tubuh
- di dalam mulut
- di cekungan di kepala
- di dalam ”uterus”
Ciri kelamin
1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses reproduksi)
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduct
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai

SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI

SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Definisi :
Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).
Sistem Osmoregulasi : sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran pencernaan, dan ginjal.
Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh
Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.

sistem syarap pada ikan


Vertebrata (hewan bertulang belakang) menerima rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa (sense organ) yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang melalui impuls ke otak atau kelenjar. Syaraf adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai penghubung.
System syaraf bersama-sama dengan system hormonal mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah bahwa koordinasi dan pengaturan melalui saraf berjalan relative cepat jika dibandingkan melalui system hormonal. Pusat koordinasi syaraf terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang yang menyampaikan perintah melalui impuls syaraf yang dibawa oleh syaraf motoris ke organ-organ efektor, dan sebaliknya, otak akan menerima informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh syaraf sensoris dari reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasl dari syaraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya neurotransmitter yang bekerja pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel syaraf hanyalah merupakan satuan/unit structural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, syaraf sensoris, syaraf motoris, efektor dan reseptor.

siput(keong)


Siput atau keong adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas moluska Gastropoda. Dalam arti sempit, istilah ini diberikan bagi mereka yang memiliki cangkang bergelung pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga menjadi makna "Gastropoda", mencakup siput dan siput bugil (siput tanpa cangkang, dalam bahasa Jawa dikenal sebagai resrespo). Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah Insecta (serangga). Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun sangat bervariasi di antara anggota-anggotanya.

Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Banyak juga yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivora predator. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput kebun (Helix sp.), siput laut (Littorina sp.) dan siput air tawar (Limnaea sp.)

Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Gastropoda

KELOMPOK HEWAN BERTULANG BELAKANG (VERTEBRATA)

Ada sekitar 50.000 jenis hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
diketahui sampai saat ini. Mereka hidup pada semua lingkungan biologi
baik di daratan, air laut, air tawar, maupun udara. Walaupun bentuk dan
ukuran tubuhnya beragam tetapi mempunyai struktur dasar tubuh yang
sama. Hewan bertulang belakang umumnya terdiri dari kepala dan tubuh.
Tubuh terdiri dari rongga dada dan abdomen. Hewan bertulang belakang
yang hidup di darat biasanya mempunyai leher.

Kelompok ikan adalah binatang bertulang
belakang yang hidup di air, bernapas dengan insang. Ikan mempunyai
sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh yang ramping untuk
memudahkan bergerak di dalam air Secara umum ikan dibedakan berdasarkan
penyusun rangka tubuhnya menjadi dua, yaitu ikan berkerangka tulang
rawan dan ikan berkerangka tulang sejati.

10-ikan-hiuKelompok ikan berkerangka tulang rawan kerangkanya tersusun dari tulang rawan yang elastis. Terdapat sekitar 1.000 jenis meliputi hiu, ikan pari, ikan cucut.

11-ikan-tulang-sejati

Kelompok ikan berkerangka tulang sejati mempunyai tulang
tengkorak dan tulang rangka serta ruas-ruas tulang belakang. Ikan
bergerak dengan bantuan sirip yang diperkuat oleh tulang rusuk. Sirip
ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
belakang, dan sirip ekor.

12-katak

Kelompok hewan amfibi adalah binatang
bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu yang hidup di dua alam.
Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan
bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan
bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok
hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan
untuk mengatur suhu tubuhnya.

Kelompok hewan melata (reptil) adalah
binatang bertulang belakang berkulit berkulit kering, bersisik, dan
bernapas dengan paru-paru. Hewan melata termasuk kelompok hewan
berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk
mengatur suhu tubuhnya.

13-kura-kuraKura-kura dan penyu
mempunyai tubuh yang lebar dan dibungkus oleh kulit cangkang yang
tersusun dari zat tanduk yang keras dan kasar. Kulit bagian atas
berbentuk cembung dan bundar disebut karapaks dan kulit bagian bawah
datar disebut plastron yang berfungsi menyokong dan melindungi tubuh
kura-kura.

14-kadal1Kadal
mempunyai tubuh panjang dan langsing yang meruncing ke belakang dan
berakhir berupa ekor. Leher kadal panjang, pada badannya terdapat empat
kaki dengan lima jari pada masing-masing kaki. Kadal adalah hewan yang
sangat tangkas, dapat lari dan merayap dengan cepat. Ekor kadal yang
panjang bisa membantu pergerakannya. Beberapa jenis memutuskan ekornya
bila dalam keadaan bahaya. Ekornya yang diputus akan bergerak-gerak dan
menarik perhatian musuh sehingga kadal dapat lari dan selamat dari
bahaya.

15-ularUlar
mempunyai tubuh yang panjang tanpa kaki, seluruh tubuhnya ditutupi
sisik yang tumpang tindih, berfungsi untuk meluncur di atas tanah. Ular
mempunyai lidah bercabang dua yang sering dijulurkan ke luar mulutnya,
lidah ini berfungsi sebagai alat pembau yang membantu organ perasa yang
terletak di dalam mulutnya. Mata ular selalu terbuka karena tidak
mempunyai kelopak tetapi ditutupi oleh suatu lapisan bening.

16-buayaBuaya
mempunyai tubuh yang panjang, berkulit tebal, berkaki pendek, dan ekor
panjang yang kuat, biasanya lebih panjang dibanding badannya. Buaya
mempunyai moncong yang panjang dilengkapi gigi yang kuat dan tajam
untuk menangkap mangsa. Gigi buaya berjumlah 30 – 40 buah pada setiap
rahang dan akan tampak tersambung ketika mulutnya tertutup. Dan gigi
keempat pada kedua rahangnya tampak menonjol ketika mulutnya tertutup.

Tuatara adalah satu-satunya sisa keturunan hewan melata
purba yang hidup lebih dari 200 juta tahun yang lalu. Pertumbuhan dan
perkembangan tuatara sangat lambat. Panjang tubuhnya berkisar 46 – 24
cm. Pertumbuhannya berlangsung sampai umur 25 – 35 tahun, sedangkan
usianya bisa mencapai 100 tahun. Tuatara hanya bisa ditemukan di
beberapa kepulauan di panatai Selandia Baru. Pada malam hari tuatara
mencari serangga, burung-burung, atau kadal, sedangkan pada siang hari
tidur.

16-merpatiBurung adalah
hewan berbulu yang mempunyai sayap sehingga bisa terbang. Kecepatan
burung terbang bisa mencapai 160 km/jam. Namun tidak semua jenis burung
bisa terbang, misalnya penguin dan burung unta. Penguin berenang dan
burung unta berjalan dengan kakinya, sedangkan sayapnya digunakan
untuk menjaga keseimbangan.

Hewan menyusui (mamalia) mempunyai tubuh
yang tertutup oleh rambut dan memiliki alat gerak yang berupa dua
pasang tungkai, sepasang tungkai belakang dan sepasang tangan, atau
sepasang tungkai depan yang menyerupai sirip, atau alat gerak yang
menyerupai sayap. Hewan menyusui berkembang biak dengan melahirkan
anak, tetapi ada juga yang bertelur. Hewan betina memiliki kelenjar
susu yang berfungsi untuk memberi makanan kepada anaknya pada awal
pertumbuhan.

Hewan menyusui (mamalia) mempunyai sistem peredaran darah yang
efisien dan tertutup, mempunyai satu jantung dengan dua bilik jantung.
Hewan menyusui bernapas dengan paru-paru dan mempunyai sistem saraf.
Tengkoraknya terpisah dari tulang belakang dan dihubungkan oleh tulang
leher. Hewan menyusui (mamalia) merupakan bagian dari hewan bertulang
belakang. Berdasarkan ciri-ciri dasarnya hewan menyusui dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu: mamalia monotrema, mamalia marsupialia, dan
mamalia plasenta.

17-platipusMamalia monotrema
adalah hewan menyusui yang mengerami telurnya. Merupakan kelompok hewan
menyusui yang jumlahnya paling sedikit, hanya dua jenis yang masih
hidup saat ini, yaitu platipus dan echidna. Cara berkembang biak
platipus dengan bertelur. Telurnya dibuahi di dalam saluran telur,
ketika telurnya terus berkembang, maka kelenjar akan mengeluarkan
cairan untuk menambah putih telur dan cangkang.

18-kanguruMamalia marsupialia
adalah hewan menyusui yang berkantong. Kelompok hewan ini melahirkan
anaknya yang masih lemah, kemudian dibesarkan di dalam kantongnya.
Terdapat sekitar 266 anggota kelompok ini diantaranya kanguru, koala,
dan oposum.

Mamalia plasenta adalah hewan menyusui yang mengandung dan
melahirkan anaknya. Mempunyai bentuk dan ukuran tubuh beragam. Ciri
kelompok hewan ini adalah memiliki rambut di seluruh tubuhnya . Selain
itu betinanya memiliki kelenjar susu. Kelompok hewan menyusui banyak
ragamnya, diantaranya:

19-kelinciKelinci
mempunyai telinga yang panjang dengan ekor yang pendek. Tubuhnya
ditutupi oleh bulu yang tebal. Kaki belakangnya lebih panjang dan lebih
kuat dibandingkan dengan kaki depan. Kelinci tidak berjalan tetapi
meloncat.

20-simpanseSimpanse
bisa mencapai tinggi 1,75 m dan mempunyai tubuh pendek gemuk dan kuat.
Lengannya lebih panjang dibandingkan dengan kakinya dan mempunyai ibu
jari. Warna bulunya coklat ke hitam-hitaman, wajahnya lebih terang
dengan bibir yang tebal. Simpanse menghabiskan waktunya dengan berjalan
atau merangkak. Walau demikian simpanse juga pemanjat yang baik untuk
mencari buah-buahan dan daun-daunan sebagai makanannya.

21-lumba-lumbaLumba-lumba
termasuk dari sub ordo ikan paus, terdiri dari 32 jenis. Merupakan
hewan menyusui yang hidup di air dan bernapas dengan paru-paru.
Lumba-lumba bisa berenang dengan sangat cepat untuk mencari makanannya
berupa ikan kecil yang ada di permukaan air.

KELOMPOK HEWAN TIDAK BERTULANG BELAKANG (INVERTEBRATA)

Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan
kelompok hewan yang paling banyak di muka bumi, hampir 2 juta jenis
yang telah dikenali saat ini. Hidup pada lingkungan yang beragam, dari
lingkungan hutan, gua, sampai lumpur dasar laut.

Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi hewan bersel
satu, hewan berpori, hewan berongga, cacing, hewan lunak, hewan
berkulit duri, dan hewan berkaki beruas-ruas.

01-parameciumKelompok hewan bersel satu (Protozoa)
berukuran sangat kecil sehingga tidak tampak dilihat dengan mata biasa.
Hewan bersel satu umumnya hidup di tempat basah, misalnya di laut atau
air tawar bahkan di dalam darah. Makanannya berupa tumbuhan dan
organisme bersel satu lainnya. Hewan bersel satu berkembang biak dengan
cara membelah diri. Contoh hewan bersel satu diantaranya paramecium,
mempunyai ukuran sekitar 0,3 mm.

Kelompok hewan berpori (Porifera) seluruh
tubuhnya berlubang-lubang halus, rangkanya tersusun dari zat kapur,
kersik, atau zat tanduk. Hidup di laut yang dangkal dan berair jernih,
karena hidup menempel maka tidak bisa bergerak bebas. Contoh hewan
berpori adalah spon karang (bunga karang). Spon karang tidak mempunyai
syarat atau organ sensor. Makanan dan air didapatkannya melalui lubang
pori-pori dan diproses oleh sel khusus yang disebut “sel pengembara”.
Sel pengembara ini yang mendistribusikan makanan ke seluruh tubuh spon
karang.



Kelompok hewan berongga (Coelenterata)
mempunyai bentuk tubuh seperti tabung. Bentuk tubuhnya bisa beragam
tetapi mempunyai rongga dengan mulut yang dikelilingi oleh alat peraba
yang disebut tentakel. Dalam keadaan berenang, mulutnya menghadap ke
dasar laut. Tubuh hewan berongga terdiri dari jaringan luar (eksoderm),
jaringan dalam (endoderm) dan sistem otot yang membujur dan menyilang.
Contoh hewan berongga antara lain ubur-ubur, hidra, dan anemon laut.

Kelompok cacing (Vermes) bertubuh lunak,
tidak mempunyai kaki dan rangka. Hidup di tanah dan di air tawar maupun
air laut. Ada pula yang hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan.
03-cacing-tanahTubuh cacing dibedakan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- cacing beruas-ruas, contohnya cacing tanah, lintah, dan pacet.
- cacing pipih, contohnya cacing pita, cacing hati, dan planaria.
- cacing gilik, contohnya cacing perut, cacing tambang, dan cacing kremi.



Kelompok hewan lunak (Mollusca) mempunyai
tubuh yang lunak, tidak mempunyai tulang ataupun rangka dan dilindungi
oleh cangkang keras yang terbuat dari zat kapur. Tubuh hewan lunak
mempunyai kelenjar yang menghasilkan lendir. Ada sekitar 100.000 jenis
dalam kelompok hewan lunak, dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kupang,
sotong, dan keong.

05-bintang-lautKelompok hewan berkulit duri ( Echinodermata)
seluruh tubuhnya tertutup oleh duri, tidak berkepala, dan mempunyai
rangka yang tersusun dari zat kapur di luar tubuhnya (eksoskeleton).
Hewan berkulit duri mempunyai mulut yang dikelilingi oleh kaki
berbentuk tabung yang mempunyai alat pengisap di bagian ujungnya.
Mempunyai pencernaan yang baik, tetapi sistem saraf dan sistem
peredaran darahnya masih sederhana. Contoh hewan berkulit duri adalah
bintang laut, bulu babi, teripang, dan landak laut.


Kelompok hewan berkaki beruas-ruas (Arthropoda)
memiliki tubuh yang dilapisi oleh kulit luar yang tersusun dari zat
kitin, protein dan zat kapur, membentuk rangka luar. Beberapa jenis
tertentu seperti lalat dan ngengat hanya mempunyai kulit luar yang
lunak, sedangkan yang lain seperti ketam dan udang laut mempunyai kulit
luar yang keras.

Tubuh hewan Arthropoda terdiri dari beberapa bagian dan
masing-masing bagian mempunyai kaki sendiri-sendiri. Kakinya
beruas-ruas dan digunakan untuk berenang atau berjalan. Pada beberapa
jenis tertentu juga berfungsi untuk penghisap bahan makanan bahkan
untuk pertahanan. Hewan arthropoda dibedakan menjadi empat kelompok,
yaitu lipan, labah-labah, udang-udangan, dan serangga.

Kelompok lipan
hanya mempunyai kepala dan tubuh yang beruas-ruas dan dilapisi oleh
kulit luar yang tersusun oleh zat kitin. Pada kepalanya terdapat
sepasang antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan mata sederhana
untuk melihat. Pada tiap-tiap bagian tubuh lipan terdapat dua pasang
kaki. Tubuh lipan bisa mempunyai 9 sampai 100 bagian tergantung pada
jenisnya, dengan demikian kaki lipan sangat banyak akibatnya lipan
berjalan pelan dengan gerakan kaki seperti gelombang pada sepanjang
badannya.

Kelompok labah-labah
mempunyai dua bagian utama tubuh, abdomen dan cephalothorax, yaitu
kepala dan rongga dada bekerja sama. Labah-labah mempunyai empat pasang
kaki tetapi tidak mempunyai antena peraba. Anggota kelompok labah-labah
yang terkenal adalah kalajengking. Panjang kalajengking sekitar 2,5 – 8
cm.Tubuhnya kecil, mempunyai delapan kaki, dua sumpit besar, dan satu
ekor beruas-ruas. Pada ekornya terdapat alat penyengat berbisa yang
disediakan oleh sepasang kelenjar racun. Ekornya biasanya dibengkokkan
menaik dan maju di atas pungungnya.

Kelompok udang-udangan
mempunyai tubuh yang tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala, rongga
dada, dan abdomen. Pada beberapa jenis, kepala dan rongga dada jadi
satu membentuk cephalothorax. Kulit luarnya keras tersusun dari zat
chitin dan zat kapur. Kelompok udang-udangan mempunyai lima pasang
antena, dua pasang di atas kepala, dua pasang di rahang bawah, dua
pasang di rahang atas dan satu di badan yang berfungsi bila bernapas,
berenang, berjalan dan lain-lain. Contoh kelompok udang-udangan adalah
udang, kepiting, dan kutu air.
Kelompok serangga
mempunyai tubuh yang tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala, rongga
dada, dan abdomen. Hampir semua serangga mempunyai sayap, sehingga
menjadikan serangga satu-satunya hewan tidak bertulang belakang yang
bisa terbang. Bentuk tubuhnya beragam, ada yang panjang, pipih, dan
bulat. Ukurannyapun beragam mulai dari 0,2 mm – 35 cm. Pada bagian
depan kepalanya, serangga mempunyai dua antena yang berfungsi sebagai
alat peraba. Serangga mempunyai mata campuran yang terdiri dari ribuan
“mata tunggal”. Pada beberapa jenis serangga seperti lebah, kupu-kupu,
dan lalat, alat perabanya terletak di kaki. Contoh serangga adalah
lebah, kupu-kupu, lalat, capung, dan nyamuk.

Kamis, 06 Mei 2010

METODE BUDIDAYA BAUNG



Usaha pembesaran ikan baung dapat dilakukan didalam keramba ataupun di kolam air tenang.

1. 1. Pembesaran di Keramba

Berdasarkan bentuknya,keramba di Indonesia mempunyai dua bentuk yaitu bentuk persegi panjang dan bentuk bundar panjang. Karamba berbentuk empat persegi panjang umumnya terbuat dari papan, bilah bamboo atau bambu bulat, sedangkan karamba yang berbentuk kotak terbuat dari kawat ayam atau jaring. Karamba bundar panjang terbuat dari bilah bambu yang dianyam seperti hampang.

Lokasi penempatan karamba dapat dilakukan di sungai, danau, rawa dan saluran irigasi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penempatan karamba yaitu :

a. Lokasi penempatan harus aman dan tidak mengganggu masyarakat.

b. Lokasi terhindar dari segala macam gangguan baik dari manusia, binatang maupun lalu lintas.

c. Kualitas air lokasi penempatan baik. Dengan kata lain masih dalam kisaran toleransi ikan baung.

Kisaran toleransi kualitas air bagi ikan baung yaitu

* suhu antara 20 – 40°C
* pH 4 – 11
* Salinitas 0 – 12 ppt
* Oksigen terlarut 1 – 9 ppm
* Alkalinitas ≥ 16 ppm

Keramba untuk pembesaran ikan harus dipelihara dengan baik agar terhindar dari kerusakan sebelum habis masa operasinya. Perawatan karamba harus dilakukan selama pemeliharaan ikan dan setelah panen ikan. Perawatan tersebut meliputi membersihkan sampah dan lumut pada dinding karamba, memperbaiki dinding dan lantai karamba jika terjadi kebocoran, perbaikan pelampung yang rusak dan lain-lain.

1. 2. Pembesaran di Kolam Air Tenang

Lokasi pembuatan kolam pembesaran ikan baung tidak berbeda jauh dengan kolam untuk jenis ikan yang lain. Bentuk kolam yang biasa digunakan adalah empat persegi panjang. Tinggi pematang berkisar antara 1,5 – 2 m yang dapat dibuat dari tanah atau tembok. Tinggi air pemeliharaan minimal 0,5 m dan debir air berkisar 15 liter /dtk/ha.

Sifat fisika kimia air, seperti suhu air sebaiknya berkisar antara 26 – 30°C, pH berkisar antara 4 – 9, kandungan oksigen terlarut minimal 1 mg/liter dan optimal adalah 5 – 6 ppm dan kandungan NH3 kurang dari 1,5 ppm.

KEBUTUHAN NUTRIEN

Penelitian tentang kebutuhan gizi pada ikan baung masih terbatas, sehingga pendekatan kebutuhan pakan yang sesuai dibatasi dari ikan lele yang relative lengkap.

1. 1. Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat diperlukan ikan untuk memelihara sel – sel tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan tubuh yang rusak dan penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan.

Ikan baung membutuhkan proyein dalam jumlah yang cukup besar. Berdasarkan penelitian Gaffar (1993), kebutuhan protein bagi ikan baung berukuran 37,7 gram sebanyak 28 %. Hasil penelitian Khan et al (1993), justru menganjurkan agar pertumbuhan juvenile ikan baung dapat optimal sebaiknya diberikan pakan dengan protein 40 %.

1. 2. Karbohidrat

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Kebutuhan karbohidrat pada ikan baung belum ada data yang tersedia. Oleh karena itu, kebutuhan karbohidrat kita dapat menggunakan patokan kebutuhan karbohidrat pada ikan lele yaitu sebesar 10 – 15 %.

1. 3. Lemak

Lemak merupakan sumber energi yang juga berfungsi memelihara bentuk dan fungsi menbran atau jaringan sel yang penting bagi organ tertentu, membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, mempertahankan daya apung tubuh dan sebagai antioksidan.

Kebutuhan lemak ikan baung belum diteliti, maka kebutuhan lemak dapat menggunakan patokan kebutuhan lemak pada ikan lele yaitu kurang dari 20 %.

1. 4. Vitamin

Vitamin dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan yang normal, perawatan tubuh dan reproduksi. Pada umumnya ikan membutuhkan 1 % vitamin dari total komponen pakan.

1. 5. Mineral

Fungsi mineral dalam tubuh ikan dalah untuk pembentukan struktur rangka, memelihara system koloid (tekanan osmosis, viskositas, difusi) dan regulasi keseimbangan asam basa. Kebutuhan mineral ikan baung belum didapatkan, tetapi untuk kebanyakan ikan mineral sebaiknya lebih kecil dari 1 %.

PAKAN DAN MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN

ikan pada umumnya mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi terhadap makanan dan pemanfaatan makanan yang tersedia di suatu perairan. Ikan baung merupakan jenis ikan pemakan segala (omnivora) dengan kecendrungan pada jenis insekta air dan ikan atau mengarah ke pemakan daging (karnivora). Ada dua jenis pakan yang biasa diberikan yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami cenderung diberikan pada larva hingga bukaan mulut ikan siap untuk menerima pakan buatan.

Pakan Alami

Dewasa ini pakan yang lazim diberikan pada larva stadia wal yang bukaan mulutnya besar dalah kutu air(Daphnia sp. Dan Moina sp.), makanan untuk larva yang bukaan mulutnya sedang adalah Artemia, sedangkan untuk larva y6ang bukaan mulutnya kecil adalah Rotifera.

Larava ikan baung berumur 1 – 5 hari dapat diberi pakan alami berupa Artemia salina atau Molina sp. Dengan kepadatan 1 – 2 ekor/ml. pada saat berumur 4 – 8 hari, larava ikabn baung sudah dapat diberi cincangan cacing Tubifex sp. dan Daphnia sp. . Ketika berumur 7 hari, larva ikan baung dapat diberi pakan berupa cacing Tubifex sp. sebanyak 10 mg/ekor.

Sifat Biologis

Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu. Bahkan di Sungai Musi (Sumatera Selatan), baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair sedikit payau. Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir. Secara umum, baung dinyatakan sebagai ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai, rawa, situ, danau, dan waduk.

Baung bersifat noktural. Artinya, aktivitas kegiatan hidupnya (mencari makan, dll) lebih banyak dilakukan pada malam hari. Selain itu, baung juga memiliki sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya. Di alam, baung termasuk ikan pemakan segala (omnivora). Namun ada juga yang menggolongkannya sebagai ikan carnivora, karena lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil (Arsyad, 1973). Pakan baung antara lain ikan-ikan kecil, udang-udang kecil, remis, insekta, molusca, dan rumpu