Rabu, 26 Mei 2010
pencemaran pada anadonta
ABSTRAK Logam Cr merupakan salah satu logam berat yang bersifat toksik bagi makhluk hidup. Cr memiliki kemampuan penetrasi yang cepat ke dalam sel. Logam Cr dapat menghambat kerja enzim dalam tubuh sehingga fungsi metabolisme dan fisiologis terganggu. Anodonta woodiana Lea merupakan salah satu hewan akuatik yang rentan terhadap logam berat. Hewan ini bersifat filter feeder yang hidup di dasar perairan dengan mobilitas yang kecil. Hewan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bioindikator kualitas perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pencemaran logam Cr terhadap kualitas air Sungai Serang secara fisik (suhu), kimia (pH dan DO), dan biologi dengan melihat indeks ketebalan cangkang dan struktur anatomi insang Anodonta woodiana Lea. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan melakukan pengambilan sampel di Sungai Serang pada tiga stasiun. Pengukuran faktor fisik dan kimia dilakukan langsung di tempat dengan tiga kali ulangan. Analisa logam berat dengan menggunakan FAAS dan pembuatan preparat mikroanatomi dilakukan di laboratorium.Data perbedaan kandungan logam Cr dianalisa dengan ANAVA jika ada beda nyata dilanjutkan ke uji DMRT taraf signifikansi 5%. Sedangkan hubungan antara faktor lingkungan dengan kandungan logam Cr dianalisa menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian kualitas perairan Sungai Serang masih berada pada rentang baku mutu PPRI No. 82 Tahun 2001 dengan suhu 29,7ÂșC, pH 7,39 dan DO 4,91 ppm dan kandungan logam Cr pada air sebesar 0,05 ppm. Kata Kunci : Logam Cr, Kualitas air, Anodonta woodiana Lea
Untuk mengetahui hubungan pemaparan logam Cu dalam air terhadap kerang air tawar maka dilakukan percobaan pemaparan dengan air yang mengandung Cu. Pengaruh yang diukur adalah kadar Cu dan kadar protein dalam tubuh kerang.
Penelitian ini menggunakan kerang air tawar spesies Anodonta woodiana. Kerang dipaparkan selama empat minggu dalam air dengan konsentrasi Cu 0,02 ppm, 0,04 ppm, 0,06 ppm dan kontrol 0,00 ppm. Kadar Cu dan kadar protein dalam tubuh kerang diperiksa setiap minggu. Analisa Cu dilakukan dengan metode AAS dan kadar protein menggunakan metode Kjeldahl.
Analisa Cu menunjukkan peningkatan kadar Cu dalam tubuh kerang setelah pemaparan. Pola kenaikan kadar Cu tidak sama, dimana pola kenaikan terbesar terjadi setelah minggu keempat. Uji statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara perlakuan dengan akumulasi Cu dalam tubuh kerang.
Analisa protein menunjukkan kenaikan kadar protein setelah pemaparan minggu kedua dan menurun setelah minggu ketiga dan keempat. Pola perubahan kadar protein bervariasi antar berbagai perlakuan. Uji statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara perlakuan dengan perubahan protein dalam tubuh kerang.
Uji korelasi hubungan antara kadar Cu dalam tubuh kerang dengan kadar protein menunjukkan adanya korelasi positif antara keduanya dengan tingkat hubungan yang cukup baik (koefisien korelasi r = 0,836).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar