Rabu, 05 Mei 2010
literatur biomass hutan mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting sebab produktivitasnya tinggi, menghasilkan sejumlah besar zat organik tersedia sebagai makanan organisme lain. Partikel-partikel organik sekitar 80 % mengalir keluar dari rawa bakau dan 50 % daripadanya berasal dari dalam bakau (Bengen,2001)
Biomass dari hutan dapat dihitung dengan beberapa cara menurut Ons dalam Weber (1973) bimass dihitung dengan cara menghitung biomass yang berada dipermukaan tanah dan biomass bawah tanah (biomass akar ).
Kotak atau jala ditempatkan dibawah tegakan pohon mangrove, mengikuti jalur transek yang tegak lurus dari garis pantai.Pohon mangrove diidentifikasikan jenisnya,lebih baik lagi jika diketahui umur dari masing-masing kelompok pohon mangriove. Dengan mengetahui umur bisa membandingkan tingkat produksi serosah antara jenis dan tingkat umur yang berbeda.Setelah kotak atau jala dibiarkan selama beberapa hari (7,10 atau 15 hari ) atau selama sebulan.Serosah dikumpulkan kemudian disortir,sehingga dapat dibedakan serosah daun,ranting, dan bunga. Serosah yang telah disortir dikeringkan dengan menggunakan alat furnes.Untuk mendapatkan serosah kering air,serosah dimasukkan kedalam furnes dengan suhu 20ยบ C selama 72 jam sehingga mencapai berat konstan (Brown,1984)
Adapun langkah-langkah untuk pengamatan kondisi komunitas tumbuhan dengan metode transek plot garis/ line sampling dan identifikasi jenis vegetasi yang dimodifikasi dari Bengen (2001 ) seperti:
• Pada setiap stasiun pengamatan, ditetapkan transek-transek garis dari arah pinggir sungai ke arah darat dimulai dari garis adanya tumbuhan riparian
• Panjang line transek yang dibentang dari arah sungai kearah daratan yaitu 100 meter,dimana terdapat 18 titik sampling pada 9 plot.
• Pada setiap areal yang berada sepanjang transek garis diletakkan secara acak petak-petak contoh (plot) berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m × 10 m sebanyak 9 petak contoh,untuk setiap transek.Antara satu plot dengan plot yang lain diletakkan bersebrangan dari garis transek.
• Pada setiap contoh (plot) yang ditentukan,dideterminasi setiap jenis tumbuhan yang ada ,menghitung jumlah individu setiap jenis dan ukuran batang setiap pohon pada setinggi dada (sekitar 1,3 m) dari akar pihon.
• Apabila belum diketahui nama jenis tumbuhan yang dipotongkan bagian ranting yang lengkap dengan daunnya dan bila mungkin diambil pula bunga dan buahnya.Bagian tumbuhan tersebut selanjutnya dipisahkan berdasarkan jenisnya dan dimasukkan kedalam kantong plastik atau dibuat koleksi serta diberikan label dengan keterangan yang sesuai untuk masing-masing koleksi
• Setiap bagian tumbuhan yang dikoleksi dibawa kelaboraturium(daun,batang,buah dan bunga diawetkan)untuk diidentifikasi.
Pada setiap petak contih yang telah ditentukan ,dilakukan perhitungan jumlah individu setiap jenis jenis berupa pohon yaitu tegakan yang mempunyai diameter > 4 cm > 1 m (Bengen,2001).
Turn over adalah adalah ratio antara produksi serosah dan standing coop.Turn over rate adalah jumlah substansi yang keluar dan masuk dalam suatu bagian pada periode tertentu,sedangkan turn over time adalah waktu yang diperlukan untuk pengambilan pada suatu bagian kedalam suatu substansi (Odum,1971)Untuk melihat standing coop dan turn over digunakan metode NYE dan metode Olson dalam Bengen (2001)
Moller dalam Krebs (1985) bahwa kerapatan pohon mempengaruhi produksi serasah.Semakin tinggi kerapatan pohon,semakin tinggi pula produksi serasahnya,begitu juga sebaliknya semakin rendah kerapatan pohon maka semakin rendah produksi serasahnya.Selain tingkat kerapatan,laju produksi serasah juga dipengaruhi oleh jenis tumbuhan riparian umurnya.Jenis tumbuhan riparian yang berbeda akan memiliki laju produksi serasah yang berbeda pula.
DAFTAR PUSTAKA NYA CARI AJA DIPERPUSTAKAAN...
CAPEK NGETIK.....
HEHEHEHE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Wah masuk ke Dunia ikan nich,..
jarang ada blog spesifikasi seperti ini,..Terimakasih atas sharenya dan sukses slalu ya,..
Posting Komentar