Senin, 26 April 2010

Budidaya Jambal Siam

Budidaya Jambal Siam

Jambal siam (Pangasius sutchi) merupakan ikan introduksi dari Thailand yang memepunyai prospek pasar yang baik untuk pasar domestik maupun untuk ekspor terutama dalam bentuk benih.

Dilihat dari peluang pasar yang baik tersebut, maka perlu diusahakan pengembangannya khususnya dibidang pembenihan. Karena benih ikan Jambal Siam selain sebagai ikan konsumsi juga banyak dimanfaatkan sebagai ikan hias.

Mengingat hal tesebut di atas, maka penguasaan teknologi pembenihan untuk jenis ikan Jambal Siam ini perlu dilakukan. Dengan demikian usaha dibidang ini merupakan peluang yang potensial


METODE DAN CARA

Pematangan Gonad

* Induk dipelihara dalam kolam khusus dengan kepadatan 0,1-0,25 kg/m2
* Pakan berupa pelet komersial dengan kandungan protein 25-28%, diberikan sejumlah 3 % dari berat biomas dengan frekwensi 2-3 kali per hari
* Pemupukan dengan kotoran ayam dengan dosis 50 kg/500 m2 diberikan setiap 1-15 hari
* Pengamatan induk yang ditandai dengan:
Betina
- Betuk perut lebih besar dan lembek warna anus kemerahan
- Dikanulasi untuk melihat keseragaman diameter telur
Jantan
Bila dipijit pada perut kearah anus keluar cairan putih dan kental

Pemijahan

* Sebelum dipijahkan induk diberok selama 1 malam
* Pemijahan dilakukan secara buatan dengan menyuntik induk betina dengan hormon kelenjar hipofisa dan HCG
* Penyuntikan dalakukan 2 kali:
Penyuntikan pertama : dengan 1 dosis kelenjar hipofisa donor ikan mas
Penyuntikan kedua : dengan 2 dosis kelenjar hipofisa + HCG dosis 500 Iu/kg
Selang penyuntikan antara pertama dan kedua adalah 1 jam, bagian yang disuntik adalah pangkal sirip punggung bagian belakang
* Ovulasi terjadi 12 jam setelah penyuntikankedua
* Pembuahan dilakukan dengan pengurutan baik sperma maupun telur

Penetasan Telur

Telur yang sudah dibuahi diteteskan dalam akuarium ukuran 60 x 40 x 40 cm dengan ketinggian air 30 cm, dengan kepadatan 8.000-9.000 butir/akuarium secara merata didasar akuarium.

* Dengan suhu air 25-29 derajat C telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam stelah pembuahan
* Setelah menetas larva dipindah kedalam akuarium yang diaerasi terus menerus dengan ketinggian air 30 cm

Pemeliharaan Larva

* Larva dipelihara dengan kepadatan 50-75 ekor/1 selama 10-14 hari
* Pakan berupa naupli artemiasebanyak 1 sendok teh dengan frekwensi 3-5 kali/hari
* Panen dengan cara penyedotan dengan selang plastik atau ditangkap dengan scopnet

Pendederan di Kolam

* Persiapan kolam meliputi:
- pengeringan 2-3 hari
- perbaikan pematang
- pemupukan engan dosis 500-750 gr/m2
- setelah diisi air selama 3 hari kolam siap digunakan
* Padat tebar 30-5 ekor/m2 untuk ukuran 0,8-1,1 cm
* Pakan tambahan brupa pelet remah sebanyak 10% berat biomas per hari dengan frekwensi 3 kali /hari
* Lama peeliharaan selama 3-4 minggu, kemudian dipanen dengan mengeringkan kolan dan benih ditangkap dengan waring nilon dimana benih sudah mencapai ukuran 5-8 cm

Hak Cipta 2003, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Tidak ada komentar: